04 || Rencana Ega

9.1K 533 4
                                    

Hai, halo, assalamualaikum bruv!

Jangan lupa vote komennya biar kalian kelihatan hidup😳

Jangan lupa vote komennya biar kalian kelihatan hidup😳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aneska menatap ke belakang sesekali. Menunggu Raden untuk segera pulang. Tapi keliatannya laki-laki itu masih santai duduk di atas motor. Seperti tak ada niatan untuk pulang.

Untuk kesekian kalinya Aneska berbalik dan Raden masih di sana. Segera Aneska kembali melangkah menuju Raden.

"Ngapain masih di sini?" Tanya Aneska benar-benar kesal.

"Nunggu lo masuk," jawab Raden santai. Lain dengan Aneska yang kini memutar matanya malas.

"Cukup, ya. Sekarang lo balik." Aneska melangkah cepat. Tapi ia lupa satu hal. Aneska lalu kembali berbalik.

"Thanks tumpangannya," lanjut Aneska menghentikan langkahnya.

Raden yang semula menyandarkan tubuhnya ke motor kini melangkah menuju Aneska. Dengan satu tangan di dalam saku jaketnya, satu tangan merangkul pundak Aneska.

"Lama lo. Ayo masuk," ucap Raden membuat Aneska menatapnya bingung. Pasrah dengan Raden yang kini menyeretnya ke depan pintu.

Aneska berusaha terlepas dari rangkulan Raden. "Ck. Lepas."

Berhasil, Raden mengangkat tangannya dan melepaskan rangkulan. Tapi yang membuat Aneska semakin kesal, laki-laki itu masih saja diam di tempat.

Alis Raden terangkat melihat Aneska yang sudah berada di dalam rumah dengan wajah kesal.

"Kenapa gak balik?!" Kesal Aneska yang dibalas Raden dengan kekehan.

"Mau ikut masuk." Raden melangkah melewati Aneska dengan kekesalan setengah matinya. "Halo, malam, assalamualaikum."

"RADEN!" Buru-buru Aneska menutup pintu dan menyusul langkah Raden yang kini berada di ruang tamu.

"Sstt, berisik," ucap Raden duduk dengan santai di sofa.

Aneska menarik napasnya dalam. Tetap menahan amarahnya di dalam dada. Oke, An harus sedikit sabar lagi.

"Keluar. Sekarang." Aneska berucap penuh penekanan.

"Gue tamu, An. Seenggaknya suguhi gue kopi."

BRAK!

Satu lemparan bantal sofa berhasil mengenai wajah Raden.

"Gue gak terima tamu malam-malam begini. Jadi sekarang keluar sebelum jadi fitnah." Aneska menarik tubuh Raden agar bangkit dari sofa.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang