22 || Rencana Aneska

6.2K 367 6
                                    

Baca chapt ini jam berapa, dimana, sambil apa💃

Vote komennya sabi kali bruv

"Ada yang gak beres," gumam Arshaka lalu hendak melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada yang gak beres," gumam Arshaka lalu hendak melangkah. Namun sebuah lengan menahan pergerakannya lebih dulu.

"Ka, bisa lo bantu gue cari An?" Tanya Kiera membuat Arshaka menatapnya lekat. Laki-laki itu kemudian beralih menatap jari manis Kiera yang dilingkari cincin berwarna silver.

Meski masih dalam situasi kekecewaan yang teramat dalam, Arshaka mencoba mengabaikan nya lebih dulu. Saat ini, dimana dan bagaimana keadaan Aneska adalah hal terpenting.

Iya, tujuan Arshaka adalah untuk pergi menuju rumah Raden yang sekarang ditempati oleh laki-laki itu dan Aneska. Ingin mencari tahu apakah Aneska ada di sana atau tidak.

Dan jika perkiraannya benar, maka Arshaka sadar betul jika kehadiran Kiera bisa membantu nya.

Arshaka mengangguk pelan.

Beberapa menit setelahnya, motor sport Arshaka melaju membelah jalanan kota sore ini. Dengan Kiera diboncengannya, Arshaka sedikit menaikkan kecepatan motornya.

Hal itu membuat jantung Kiera tiba-tiba berdetak tidak keruan. Hendak memeluk pinggang Arshaka, namun sebelum benar-benar melingkar, Kiera kembali menarik tangannya menjauh.

Ia sadar jika melakukannya adalah sebuah kesalahan.

Karena keadaannya sudah tak sama lagi seperti dulu. Atau mungkin, memang tak akan pernah sama lagi.

- 🦋 -

BRAK

Mata Aneska perlahan terbuka begitu suara bantingan barang terdengar dari luar.

"Shhh..." Meringis begitu merasakan perih di paha juga tangan kanan nya. Goresan luka itu baru Aneska dapatkan semalam saat dengan senyuman mengerikannya, Raden tanpa ragu menggoreskan pisau dan membuat luka memanjang di sana cukup dalam.

Darah pekat bahkan masih mengalir dari sana. Lebam di wajahnya juga semakin banyak dengan sudut bibir robek karena sebuah pukulan yang Raden layangkan. Padahal baru saja kering, tapi luka nya kembali terbuka.

Aneska menutup kuat mata nya saat merasakan kepala nya berdenyut sakit. Bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka dari luar. Ia mendongak menatap Raden yang kini tengah menunjukkan smirk ke arah nya. Bahkan untuk sekadar mendudukkan diri nya saja, Aneska kesulitan.

Lalu tiba-tiba sebuah tekanan di dagu nya terasa begitu kuat. Aneska bisa merasakan jika kuku tangan Raden menancap.

"Lo cantik," ucap Raden tersenyum.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang