49 || Satu Tenda

4K 213 21
                                    

Hai, bruv!

Jangan lupa vote komennyaa

"Ayo semuanya, jangan sampai ada barang yang ketinggalan!" Interupsi dari Pak Hary menunjukkan jika sebentar lagi bus nya akan segera berangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo semuanya, jangan sampai ada barang yang ketinggalan!" Interupsi dari Pak Hary menunjukkan jika sebentar lagi bus nya akan segera berangkat.

Seperti yang sudah dijadwalkan, hari ini adalah hari dimana acara tahunan untuk kelas dua belas akan dilaksanakan.

Selesai memasang earphone dan memutar sebuah musik, Aneska kemudian membuka dan membaca buku yang sudah ia siapkan dari rumah. Sengaja, karena biasanya saat di perjalanan bosan selalu datang. Maka nya lebih baik ia membaca sebuah buku, juga sesekali melihat pemandangan luar. Yang jelas Aneska tidak ingin terlalu sering tertidur saat di perjalanan.

"Turun."

Tak ada sahutan. Sampai akhirnya Aneska menyadari seseorang tengah berdiri dan mengamatinya. Dengan segera ia mendongak dan mendapati Raden di sana.

"Turun, An."

Aneska menghela napasnya. Ia lalu melepas earphone nya. "Gak. Gue mau bareng yang lain."

"Lo bareng gue, An. Naik motor," ucap Raden seperti tak boleh untuk ditolak.

"Enggak. Lagian harusnya juga lo ajak mantan kesayangan lo itu. Lo harus jagain dia kan?" Tanya Aneska dengan intonasi yang menunjukkan ketidaksukaan nya.

"Dia diantar Papa nya."

Aneska terkekeh kecil. "Oh, jadi sekarang lo akuin kalau Jesslyn itu mantan kesayangan lo, iya?"

Frustasi, Raden mengacak rambutnya. Perempuan rasanya memang selalu benar dan laki-laki selalu salah.

"Ayo, An."

Aneska berdecak, menutup bukunya dan memasukkan earphone nya ke dalam saku. Perintah Raden saat ini sepertinya tidak bisa ia bantah. Mau tidak mau, dengan cukup terpaksa Aneska mengikuti Raden untuk menuju tempat perkemahan dengan menggunakan motor dan terpisah dari yang lain.

"Nah, An. Gitu dong, temenin gue," ucap Violet yang kini sudah duduk di belakang Dikta.

Aneska tersenyum kecut. "Ini juga karena gue terpaksa," bisik nya pada Violet.

"Berisik. Nih, pake," ucap Raden seraya mengulurkan helm pada Aneska.

"Gue gak mau pakai bekas Jesslyn."

Raden menghela napasnya. Astaga, sebegitu benci nya-kah Aneska hingga memakai sesuatu bekas Jesslyn saja gadis itu tak mau?

"Nanti gue beli di jalan. Sekarang, pakai yang ini dulu." Raden memakaikannya pada Aneska dengan tujuan agar lebih cepat.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang