Hai, bruv!<3
Jangan lupa vote komen nyaa!
Rongga dadanya naik-turun. Semakin ia tatap Raden, semakin banyak juga air mata itu ia jatuhkan- untuk yang kesekian kali.
Hari ini adalah hari kelulusan siswa-siswi kelas dua belas SMA Rajawali. Jadi, Aneska baru bisa datang menemui Raden di sore hari. Suasana nya bahkan masih sama, sangat menyakitkan dan begitu hening.
"Hai, Raden," sapa Aneska dengan sesak yang memenuhi. Karena berapa kali pun, sapaan itu tak kunjung menemui sebuah balasan.
"Hari ini, sesuai dengan yang aku bilang, aku akan lepas kamu. Untuk terbang, jauh ke atas sana." Aneska semakin terisak. Tidak, ia tidak bisa...
"Bangun, sayang. Tidur kamu udah terlalu lama," lirih Aneska kemudian menggenggam tangan Raden dan mengecupnya beberapa kali. "Kenapa kamu malah mau pergi?"
Ini sakit.
Bahkan rasanya lebih sakit dari Raden yang selalu menjaga dan menomorsatukan Jesslyn dulu.
Karena ternyata benar, kehilangan yang paling menyakitkan adalah saat kehilangan seseorang untuk selamanya.
"An, lo udah siap?"
Aneska, dengan mata sembab nya itu berbalik seraya berdiri. Ia menatap Lion dan kemudian kembali beralih menatap Raden cukup lama.
"Kalau lo tanya udah siap atau belum. Jawabannya adalah belum. Tapi- ucapan lo benar, Yon. Raden mau pergi, tapi dia tertahan."
Mata Aneska teralih menatap Lion. "Dan kali ini, gue gak akan tahan dia lagi," lanjut Aneska tersenyum getir.
Terdengar Lion menghela napas. Ia ikut menatap wajah tenang Raden. Tubuh itu masih saja dipasang berbagai macam alat medis, bahkan setelah enam bulan lama nya.
Detik-detik berlalu, kini Aneska jatuhkan bibirnya itu di kening Raden. Beberapa menit tertahan cukup lama. "Ciuman terakhir untuk anak cengeng. Nanti jangan lupa datang ke mimpi aku. Balas ciuman itu dan peluk aku selama mungkin," ucap Aneska lalu mengambil oksigen sebanyak mungkin.
Aneska lalu melangkah keluar lebih dulu. Meninggalkan Lion yang masih berdiri dengan kaku di sana.
Lion lalu mendekat. Ia menghela napas berat.
"Kalau sekarang waktu nya, gue mau lo jaga Aneska."
Kalimat itu terus berulang beberapa kali diingatan Lion. Pesan terakhir Raden yang diberikan padanya. Lion terkekeh dengan sudut matanya yang membasah. "Mana bisa gue jaga Aneska? Itu tugas lo, Den. Harusnya lo yang jaga dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden
أدب المراهقين[Harap follow akun author lebih dulu] ••• Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...