24 || Maaf, An

7.8K 454 10
                                    

Siap komen tiap paragraf?🔥

Vote nya juga jangan lupa🔥

Hutan rimbun baru saja selesai disapa air hujan disertai gelap nya sang langit saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hutan rimbun baru saja selesai disapa air hujan disertai gelap nya sang langit saat ini. Gelap mendominasi, membuat kesan menakutkan semakin terasa nyata.

Aneska memundurkan langkahnya perlahan. Hingga tak terasa jika ia sudah berada ditepi jurang. Satu kali lagi ia melangkah mundur, hidupnya selesai saat itu juga.

"Apa mau lo?" Tanya Aneska dengan mata yang sudah berair.

"Kenapa lo lakuin ini sama gue, Ga?"

"Kenapa lo jebak gue sama Raden?"

"Kenapa lo buat hidup gue hancur?"

Aneska bertanya seolah tak memberi sekat bagi Ega untuk bersuara. Ia mengeluarkan segala apa yang ada dipikirannya detik ini juga. Namun apa yang menjadi jawaban, benar-benar membuat sesuatu dalam diri Aneska seakan runtuh seketika.

"Pembalasan dendam," ucap Ega menjawab semua pertanyaan yang Aneska lontarkan kepadanya.

Lalu tak Aneska rasakan kakinya menginjak tanah lagi. Tubuhnya sudah terlempar ke bawah jurang karena dorongan dari Ega.

BRAK

Napas Aneska tersengal, ia membuka mata nya seketika begitu mimpi mengerikan tiba-tiba datang menyapa nya malam ini.

Ia menatap langit-langit kamar berwarna putih. Merasakan ada sesuatu di hidungnya, Aneska melepas selang oksigen itu perlahan.

Aneska memegang kepala nya yang tiba-tiba berdenyut teramat sakit. Terlebih saat mengingat mimpi tadi. Aneska kini ingat, ia jatuh pingsan saat Kiera hendak membawa nya ke rumah sakit tadi sore.

Tak disadari, setetes air jatuh menyapa permukaan kulit pipi Aneska yang banyak lebam. Gadis itu menangis.

Ia mengingat Ega yang membuat nya harus mengalami semua ini. Juga mengingat Raden yang membuatnya terluka seperti ini. Terutama di bagian hati nya.

"Dendam apa?" Lirih Aneska menutup mata nya.

- 🦋 -

Dua hari sudah Aneska di rawat di rumah sakit. Sejak hari itu juga, Aneska tidak tahu bagaimana Raden sekarang. Hati nya seolah semakin membenci saat menyadari jika Raden seolah benar-benar sengaja melakukan semua nya.

Terhitung sudah beberapa kali Aneska menghela napasnya seraya menatap langit dari balik jendela. Mengamati awan cerah yang seketika berganti menjadi mendung. Nampaknya sebentar lagi hujan akan turun dan menyapa permukaan bumi.

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang