Hayie!
Baca chapt ini jam berapa?
Jangan lupa vote komen nya🔥
Berjalan dengan lesu, Aneska membuka pintu rumahnya dan Raden dengan malas. Ia rindu kamar berwarna serba biru miliknya. Aneska rindu kedua orang tuanya. Meski baru satu hari, tapi rasa-rasanya ia sangat rindu kehidupannya sebelum mengenal Raden juga sebelum kejadian malam itu.
Aneska sama sekali belum siap dengan pernikahan. Dan kejadian waktu itu benar-benar mengubah kehidupannya, rencananya, juga masa depannya.
Pulang lebih lambat dari yang lainnya karena tadi tiba-tiba Bu Erna, wali kelasnya meminta Aneska untuk datang ke ruang guru.
Aneska menghela napas dan mulai memasukkan air minum ke dalam gelasnya saat sudah sampai di dapur. Meneguknya hingga tandas lalu menatap sekitar.
Kemana Raden?
Rumah ini nampak sepi sekali.
Mengedikkan bahunya acuh, Aneska berjalan menuju kamar.
BRUK
Aneska langsung menjatuhkan dirinya ke atas kasur seraya merentangkan kedua tangannya. Karena semalam kurang tidur, ia jadi merasakan kantuk sekarang.
Hendak menutup matanya untuk tidur sebentar, namun suara pintu terbuka membuat Aneska mengurungkan niatnya.
Suara itu berasal dari kamar mandi yang langsung menampilkan wujud Raden yang tidak memakai baju. Dan Aneska bisa melihat perut sixpack juga otot lengan Raden dengan jelas.
Sontak Aneska mendudukkan dirinya seraya membelalak.
"RADEN!" Teriak Aneska menutup matanya menggunakan kedua tangan. "Pake baju lo, sialan."
Raden malah menunjukkan raut santainya seraya mengernyitkan kening.
"Udah sah ini. Halal buat dilihat," ucap Raden membuat Aneska mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden
Teen Fiction[Harap follow akun author lebih dulu] ••• Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...