23 || Dia Arsen

7K 393 3
                                    

Jam berapa baca chapt ini?

Kabar kalian, gimana?

Raden mendesis menatap Kiera dan Arshaka dengan tatapan tajam mematikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raden mendesis menatap Kiera dan Arshaka dengan tatapan tajam mematikan. "Keluar." Raden berucap penuh penekanan.

Arshaka menarik Kiera untuk berada di belakang tubuhnya. "Lo Arsen?"

Sontak Kiera mengernyitkan keningnya bingung. "Arsen siapa?" Tanya Kiera membuat Arshaka berbalik dan hanya sekadar menghela napasnya. Terlalu rumit jika harus dijelaskan saat dalam kondisi seperti ini.

"Bukan," jawab Raden tanpa raut ragu sedikitpun.

Namun kini, jawaban itu tak bisa Arshaka percaya lagi. Arshaka tau betul bagaimana seorang Arsen dalam bersikap. Apalagi setelah ia melihat seseorang di dalam sana. Arshaka yakin jika itu adalah Aneska.

GRAP

Kiera sontak memundurkan tubuhnya begitu Arshaka tiba-tiba memelintir tangan Raden, mencoba mengunci pergerakan laki-laki itu. Tak lama setelahnya, ia menendang pintu beberapa kali agar bisa terbuka.

BRAK

Tepat saat Raden hendak melepaskan dirinya, Arshaka dengan cepat melayangkan pukulan ke perut Raden dan menjatuhkan tubuh laki-laki itu ke lantai. Kembali menahan pergerakan nya dengan menarik tangan Raden ke belakang.

"Cari kunci," perintah Arshaka pada Kiera yang tengah menutup mulutnya karena terkejut.

"I-iya." Kiera gelagapan, ia tak tau harus mencari kunci kamar dimana.

Sementara itu, Raden kini berhasil melepaskan dirinya dari Arshaka. Ia mulai melayangkan satu pukulan hingga membuat sudut bibir Arshaka robek dan berdarah.

"Raden!" Sentak Arshaka seraya menahan tangan Raden yang hendak kembali memukul nya. Berhasil, ia kembali memutar tangan Raden hingga ke belakang. Arshaka kembali mengunci pergerakan laki-laki itu.

Dengan napas terengah, Kiera membuka laci lemari satu persatu. Namun nihil. Tak ada kunci apapun di sana. "Dimana." Kiera menggigit bibirnya. Walau ia belum tau apa yang Arshaka tadi lihat, tapi Kiera yakin jika Aneska tidak baik-baik saja.

Juga soal Raden, Kiera tak paham kenapa laki-laki itu bisa melakukan hal seperti ini.

Seakan otak Arshaka merekam dengan jelas, ia ingat jika ia pernah melihat Raden memasukkan kunci ke dalam guci. Semoga saja ada di sana.

"Dalam guci."

Kiera sontak berbalik pada Arshaka sebelum akhirnya meraih sebuah guci berwarna biru tua itu dan mulai memegangnya secara terbalik. 

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang