50 || Kenapa?

3.5K 214 14
                                    

Hai, bruv!

Di mohon untuk tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen🧘

Gak vote: dosa
Gak komen: dosa
Vote doang kagak komen: dosa

=^•^=

Becanda bruv✌️

Becanda bruv✌️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"An, tunggu!"

Bukan hanya Aneska yang menoleh, tapi Jesslyn juga. Kedua nya sama-sama menampakkan raut bertanya begitu Raden tiba-tiba saja berteriak dan berlari ke arah mereka berdua.

"Biar gue yang sama Jesslyn. Lo sama Lion."

Aneska terdiam sejenak. Sebelum akhirnya ia terkekeh kecil. Tangannya sudah terlipat di bawah dada sedari tadi.

"Kenapa?" Tanya Aneska menaikkan sebelah alisnya.

"Gue gak bisa biarin lo sama Jes-"

"Kenapa gak Jesslyn aja yang sama Lion? Kenapa gue?" Aneska memotong ucapan Raden, karena nampaknya laki-laki itu tak paham maksud dari pertanyaan 'kenapa' yang Aneska beri.

Tatapan Aneska masih menginterogasi. Mencari sesuatu jauh ke dalam mata Raden. Namun setelah beberapa menit berlalu pun, Raden masih tak punya jawaban. Hanya hening yang menyapa.

Jesslyn lalu berdecak seraya memutar malas matanya. "Lo gak terima?"

Tatapan Aneska beralih menatap Jesslyn yang sedari tadi berdiri di samping nya. "Menurut lo?"

"Lo har-"

"An." Suara Raden terdengar menekan dan berhasil mengalihkan pembicaraan kedua nya yang hampir saja menuju perdebatan. "Kali ini aja."

Aneska menghela napas berat. "Lo ngerti gak sih, Den perasaan gue?" Nada bertanya Aneska terasa seperti sebuah pisau yang menusuk indera pendengaran Raden, juga menyayat sedikit hati nya.

"Ini kenapa masih pada diam?" Bu Tari mengernyitkan kening seraya menghampiri Aneska, Jesslyn dan Raden yang masih diam. "Waktu terus berjalan. Nanti keburu malam kan bahaya."

"Saya sama Raden, gak apa kan Bu?" Tanya Jesslyn.

"Loh kenapa?" Tanya Bu Tari sedikit heran. "Raden itu tugasnya mengambil air di sungai. Kalau sama kamu, kamu kan perempuan. Nanti yang ada Raden repot sendiri."

Tak ada suara lagi, semua nya saling tatap hingga Bu Tari kembali bersuara. "Sudah, seperti yang Ibu sebutkan. Raden dengan Lion dan Aneska dengan Jesslyn."

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang