16 || Raden Baperin

6.4K 403 6
                                    

Hai, halo, assalamualaikum👋

Jangan lupa vote komennya, bruv!

Selesai dengan ritual mandi nya, Aneska kini menatap dirinya di pantulan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai dengan ritual mandi nya, Aneska kini menatap dirinya di pantulan cermin. Mengoleskan lip balm di area bibirnya agar tak terlihat pucat.

Aneska ingat jika ia ada janji dengan Kiera juga Violet untuk menghabiskan weekend bersama.

"Dua tiga kucing berlari, keripik kentang nya enak sekali," ucap Dikta setelah selesai mengunyah keripik kentang.

Sontak Elgi mengusap wajah Dikta seraya terkekeh. "Belajar dari mana lo pantun?"

"Duo botak," jawab Dikta.

Lion mengernyitkan keningnya. "Tuyul maksud lo?"

CETAK

"Upin Ipin lo katain tuyul! Berdosa!" Dikta mendelik lalu kembali meraih keripik kentang dalam toples yang kini sudah hampir habis.

Dari dalam kamar, Aneska bisa mendengar percakapan unfaedah teman-teman Raden. Selesai bersiap, tapi ia masih enggan keluar kamar. Rasanya Aneska tak ingin menampakkan lagi dirinya di hadapan teman-teman Raden.

Satu kata, malu.

Lagipula kenapa juga ia harus ikut menutup mata hingga hampir saja berciuman dengan Raden?

Bahu Aneska merosot. "An, what's wrong?"

Ia kemudian menghela napas panjang. "Gak mungkin kan?" Tanya nya pada diri sendiri seraya mengetuk-ngetuk kepalanya.

Mencoba menghilangkan pikiran aneh dalam otaknya.

"Oke, tinggal keluar dan selesai." Aneska kembali menarik napas.

Membuka pintu setelah meraih tas nya lebih dulu. Aneska berjalan perlahan keluar kamar hingga sampai di ruang tengah.

"Mau kemana?"

Suara Raden menginterupsi. Laki-laki itu baru saja datang dari arah dapur.

Aneska terpaksa menghentikan langkahnya dengan tidak menatap sama sekali wajah Raden atau bahkan teman-temannya.

"Bukan urusan lo," jawab Aneska memainkan tali tas selempang nya.

Raden yang sebenarnya tak puas dengan jawaban Aneska, menghampiri gadis itu.

"Gue antar."

Aneska berdecak lalu membalikkan badannya menatap Raden. "Gak perlu. Gue gak mau."

RadenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang