[Harap follow akun author lebih dulu]
•••
Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo gak mau berubah pikiran?"
Aneska menggeleng seraya memakai helm nya. "Enggak. Lagipula, apa salahnya datang ke sana?" Tanya nya membuat Lion hanya bisa diam, tak tahu harus menjawab apa.
Bahu Lion turun, Aneska ternyata gadis yang cukup keras kepala. Keputusannya susah untuk diubah. Kalau sudah begini, Lion bisa apa selain mau tidak mau mengantarkan Aneska ke rumah sakit, tempat Jesslyn di rawat.
"Ayo," ujar Aneska yang kini sudah melangkah menuju motor Lion.
"An, lebih baik lo gak ke sana. Masuk lagi, ya?" Lion bertanya dengan raut setengah khawatir.
"Kalau gak mau antar, lo cukup kirim alamat nya. Biar gue ke sana sendiri."
Pikir Lion jika Aneska ke sana sendiri, itu lebih bahaya. Dengan sedikit ragu, Lion mulai naik ke atas motor, disusul Aneska di belakang nya.
Begitu motor Lion mulai melaju, hanya hening yang menyapa kedua nya bersama angin sore yang terasa dingin ini. Baru setengah perjalanan, mata Lion tidak sengaja menemukan beberapa motor di belakang nya seperti tengah mengikuti.
Lion tersadar, itu anak Razor. "Shit," umpat Lion. Ia lupa akan satu hal, kesalahannya adalah memakai identitas Bravos saat bersama Aneska.
Buru-buru Lion menaikkan kecepatan motornya sedikit melebihi batas. Membuat Aneska yang ada di belakang nya semakin mengeratkan cekalannya pada belakang motor.
"Pelan-pelan, Yon. Lo mau kita mati?" Tanya Aneska dengan nada tinggi.
Di dalam helm nya Lion berdecak. "Justru kalau gak gini, kita mati."
Mendengar ucapan Lion, Aneska mengernyitkan keningnya bingung. Tak mengerti dengan maksud sebenarnya dari ucapan Lion.
"Tangan lo," ucap Lion lagi membuat Aneska semakin bingung. "Tangan lo kemana?"
Aneska masih diam dengan kening mengerut begitu jelas. Pertanyaan Lion benar-benar membuatnya pusing.
"Ck. Raden gak akan marah kan?" Tanya Lion begitu berhasil menarik tangan Aneska dan melingkarkan nya di pinggang nya.
Aneska terkesiap, ia tidak tahu kenapa Lion melakukan ini. Tapi yang paling membuatnya heran adalah, kenapa Lion melakukan motornya dengan kecepatan begitu tinggi?
"Turunin visor lo," perintah Lion sedikit berteriak dan terburu.
Jantung Aneska entah kenapa jadi berdetak lebih cepat, ia dan Lion seperti tengah menjadi seorang buronan yang dikejar polisi.