[Harap follow akun author lebih dulu]
•••
Karena sebuah kejadian tak terduga, Aneska terpaksa harus menikah dengan Raden. Musuh satu kelasnya sekaligus ketua dari geng motor Bravos. Menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar sekaligus istri dari Ra...
Mari laksanakan simbiosis mutualisme, dengan cara kalian kasih feedback lewat vote dan komen🧚
Jam berapa kalian baca chapt ini?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Celah di jendela kamar Aneska membuat cahaya matahari pagi ini masuk begitu saja. Perlahan Aneska membuka matanya bertepatan dengan suara panggilan dari luar sana.
Sepertinya itu Irfan dan Ratih. Kedua orang tua Aneska yang baru saja pulang dari Bandung.
Aneska memegang kepala nya yang terasa pusing. Ia tidak ingat apa-apa setelah minum jus jeruk tadi malam.
Tunggu sebentar, Aneska merasa ada sesuatu yang tidak beres. Mata Aneska membelalak. Menatap ke samping dan mendapati Raden.
"AAAAA!" Teriak Aneska panik melihat Raden yang tidur di sampingnya entah sejak kapan.
"RADEN SIALAN! LO APAIN GUE?!" Teriak Aneska lalu menarik selimut untuk menutupi badannya.
Aneska mengangkat bantal untuk ia lemparkan para Raden.
Sedangkan Raden yang juga sama paniknya buru-buru mengubah posisi tidurnya.
"Astaga, An. Tubuh gue udah gak suci gara-gara lo," ujar Raden segera memakai baju juga jaketnya yang tergeletak begitu saja di lantai.
Mata Aneska berkaca. Ia terus melayangkan pukulan pada Raden. "Lo apain gue, bangsat?"
"Gue gak tau, An. Gue gak ingat," ucap Raden lalu mengingat kejadian tadi malam.
Seingatnya ia tengah berada di ruang tamu bersama Aneska dan Ega. Sebelum akhirnya ia minum jus jeruk buatan Aneska dan tiba-tiba merasakan sakit dikepalanya.
"Sialan lo, Raden!" Ujar Aneska yang kini sudah menangis.
CEKLEK
"Ada apa, An?" Tanya Ratih, Ibu Aneska yang ikut panik mendengar teriakan putrinya itu.
Setelah melihat keduanya, Ratih menutup mulutnya tak percaya. Baru Ratih ingin berbicara, dari luar datang Irfan.
"Apa yang kalian berdua lakukan?" Tanya Irfan dengan urat nadi yang terlihat.
Ratih buru-buru menghampiri Aneska dan langsung memeluk tubuh nya.
"Bu, An gak lakuin itu," lirih Aneska dengan mata nya yang basah.
