Rio bolos pagi ini. Dia bangun terlebih dulu dari Ify. Setelah mandi, dia berjalan ke dapur dan membuatkan makanan untuk kekasihnya. Karena semalam Ify sudah makan bubur, pagi ini Rio membuat zuppa soup beserta waffle agar Ify tidak bosan dan makan dengan lahap. Karena seperti yang dokter katakan bahwa pola makan Ify harus di perhatikan agar keadaannya segera membaik.
"Hmm baunya enak banget." Sambut Ify mencium aroma masakan Rio yang kini memenuhi ruangan kamarnya. Rio baru saja masuk dan membawa nampan berisi makanan yang ia masak tadi.
"Lo masak tadi?" tanyanya surprise melihat Rio meletakkan satu nampan berisi makan yang tersusun dengan cantik di atas meja.
"Iya." Rio berjalan mendekat ke arah Ify. Membantu gadis itu turun dari tempat tidurnya.
"Bisa?"
Tapi belum sempat Ify merespon, Rio langsung menggendongnya. Membuat Ify terpekik kaget dan langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Rio dengan senyum. Kemudian Rio membawa Ify ke arah sofa dan mendudukkannya di sana.
"Ini lo beneran masak buat gue?" Tanya Ify masih tidak menyangka Rio melakukan hal ini padanya.
"Kalau bukan buat lo siapa lagi? Makan cepet, habisin. Terus minum obat."
Ify menoleh sengit. "Kok galak, sih."
Rio tersenyum miring. "Kalau gue manjain ntar lo nggak mau sembuh dan milih sakit terus."
Ify tertawa, "Wah kok tahu? Bapaknya cenayang, ya?"
Rio hanya mendengus lalu menusuk roti krisan yang melingkupi soup buatannya. Rio mengaduknya sebentar dan menyendoknya. Lalu ia arahkan ke mulutnya. Rio tiup beberapa kali dan ia rasakan sedikit dulu. Baru setelah merasa cukup, Rio mengulurkannya ke mulut Ify.
"Gimana?" tanya Rio ketika suapannya masuk ke dalam mulut Ify.
Ify mengangguk senyum seraya mengacungkan dua jempolnya. "Enak. Suka."
"Ya udah, habisin kalau gitu." Titah Rio meletakkan sendok yang ia pegang di tangan Ify. Dia lantas berdiri dari duduknya.
"Lo mau kemana?" Tanya Ify menatap Rio yang kini memakai jaketnya.
"Pergi bentar. Nanti gue ke sini lagi."
"Kemana?" Tuntut Ify tak suka jika Rio mulai sok misterius.
Rio sudah memakai jaketnya. Kemudian berjalan mendekat. Lalu membungkuk dan mencium kening Ify. "Bentar doang. Nggak lama." Bisiknya kemudian.
"Nggak ketemu sama cewek lain, kan?" tanya Ify was-was mendongak, menatap Rio.
Rio tersenyum kecil. "Mungkin iya." Menjawab dengan santai lalu berbalik dan berjalan keluar kemar Ify.
"Rio!" pekik Ify kesal.
Rio yang sudah di luar dan masih mendengar hanya terkekeh seraya terus berjalan menuju tangga. Rio lantas menuruninya dengan langkah cepat sambil melihat jam di tangan kirinya. Menunjukkan waktu yang ia tempuh cukup tepat hingga sampai di tempat tujuan.
Di ruang tamu, Rio bertemu dengan Mbok Ranti yang sedang menyapu. Rio menyempatkan pamit sebentar kemudian berjalan keluar rumah. Menemui Gabriel yang sudah menunggunya di luar gerbang dalam mobilnya.
"Itu muka kenapa bro?" Kekeh Gabriel melihat tiga lebam di wajah Rio yang sepertinya bekas pukula.
"Shilla gimana?" Rio malas membahas dan balik bertanya seraya memakai seat belt-nya.
Dan pertanyaan Rio itu tepat sasaran karena langung membuat wajah Gabriel jadi keruh.
"Udah mendingan." Jawab Gabriel kemudian dengan lesu. Wajahnya tidak menampakkan semangat sama sekali. "Anterin gue ke rumah dulu, ya? Lo pergi sendiri nggak apa-apa, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu (New Version)
RomanceKamu adalah hal yang aku mau Tapi aku adalah hal yang tak ingin kau tahu Kamu adalah tempat yang selalu ingin ku tuju Tapi aku adalah angin lalu bagimu Hey! Sedikit saja Sedikit saja lihatlah aku Aku di sini berdiri tepat di belakangmu Aku tidak kem...