12. Dark Night

463 57 88
                                    

Ify memutuskan untuk pulang sendiri. Karena berada di rumah sakit seorang diri hanya akan membuat keadaan hatinya memburuk. Ponselnya rusak, dan Ify tidak bisa menghubungi siapapun sekarang untuk datang menjemputnya. Sedangkan Ify bukan tipe orang yang bisa menghafal nomor dengan mudah.

Dokter menyarankan Ify untuk tetap di rawat. Meski keadaannya sudah membaik, tapi masih butuh waktu sekitar satu dua hari untuk masa pemulihan. Tapi Ify menolak karena dia benar-benar ingin pulang dan hanya meminta resep obat saja. Dokter Kevin pun menyetujui permintaan Ify karena tahu siapa Ayah dari gadis itu.

Kalian pasti ingin tahu di mana Rio, bukan? Dia pergi. Rio pergi setelah mengobati lukanya. Pergi karena mendapat telepon dari asisten rumah tangga Shilla. Rio bilang, dia harus segera pulang karena Shilla pingsan dan butuh bantuannya. Tanpa menunggu jawaban Ify, Rio langsung lari dengan wajah paniknya. Sementara Ify, hanya menatap kepergian Rio dengan lemah. Dia terlalu lelah untuk sekedar merasakan sakit di hatinya.

"WOY JANGAN LARI LO!"

Ify reflek menoleh ke samping kirinya. Dia kini tengah di tepi jalan menunggu taksi lewat untuk bisa mengantarkannya pulang. Sebenarnya, tadi dokter Kevin menawarkan Ify untuk memesankan taksi online melalui aplikasi di ponselnya. Tapi, Ify menolak karena tidak ingin menerima kebaikan apapun dari kerabat dekat dari perempuan ular itu. Ya, dokter Kevin adalah adik dari Sintia. Ify tidak akan sudi mengakui perempuan itu sebagai mama tirinya.

"WOY!"

HAP!

Ify kaget ketika sebuah genggaman ia rasakan di pergelangan tangannya. Dan tak lama tubuhnya di tarik hingga membuat Ify langsung melangkahkan kedua kakinya dengan cepat untuk berlari. Mengikuti orang yang baru saja menarik tangannya. Siapa?

"Eh lo lo siapaaa? Main tarik-tarik tangan gue ajaaa lepasin!" Seru Ify panik. Tapi masih terus berlari karena tenaga orang yang kini menariknya sangatlah kuat.

"WOY ANJING! BERHENTI LO!"

Ify menoleh ke belakang dan dia baru sadar ternyata ada tiga orang bertubuh besar mengikutinya.

"Lari kalau lo nggak mau ketangkep!" geram orang yang kini masih menarik tangannya. Dapat Ify dengar jelas jika orang ini terengah hebat. Tapi hebatnya dia masih bisa berlari dengan kuat dan bahkan sambil menariknya.

Akhirnya Ify mengumpulkan kekuatannya untuk berlari. Lalu beralih meraih jemari orang itu agar mereka kini saling menggenggam. Sehingga kini, Ify berada tepat di samping orang itu. Ify menoleh dan ingin tahu siapa orang yang tadi asal menariknya.

"ELO!" Pekik Ify membulat tak percaya.

Dia terkekeh pelan dan iringi dengan nafasnya yang memberat. "Kita bahas nanti. Sekarang fokus kabur dari mereka dulu."

Keduanya lantas menoleh kebelakang. Memeriksa seberapa dekat jarak mereka di ikuti.

"SHIT!" keduanya mengumpat secara bersamaan. Lalu terkekeh dan secara bersamaan pula, keduanya menambah kecepatan lari mereka. Berusaha kuat menjauh dari kejaran tiga orang yang berpenampilan seperti preman itu.

"BERHENTI KALIAN!" Teriakan itu membuat mereka tertawa kecil sambil berusaha kuat menambah kekuatan mereka.

Hingga akhirnya Ify melihat sebuah pasar malam di tengah lapangan. Lapangan itu berada tepat di tepi jalan yang letaknya tak jauh dari tempatnya berlari.

"Eh!" orang itu bingung ketika merasakan tangannya di tarik oleh Ify seraya mengubah jalur langkah mereka.

"Gue udah engap. Di sana rame!" Ify mendesah berat karena mulai kehabisan nafas.

Orang itupun mengerti maksud Ify kemudian mengambil alih dengan menarik Ify lebih kuat menuju ke arah pasar malam itu. Lalu masuk di antara banyaknya orang yang sedang mengunjungi tempat ini.

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang