36. Pain Of Perfect

489 58 131
                                    

"IFY!" Teriak Sivia melambaikan tangannya pada Ify yang baru datang bersama Alvin. Sivia tanpa sadar menjadi sangat semangat melihat cowok itu. Terlebih wajah datarnya yang sama sekali terlihat tidak peduli pada apapun. Tapi sikapnya menjadi sangat kebalikan jika bersama Ify. Lihat saja, dia tanpa beban mendorong koper Ify yang berwarna merah muda itu lalu di masukkan dalam bagasi bus yang akan mereka tumpangi nanti.

Sore ini, mereka akan berangkat ke kota Semarang. Seperti yang Agni katakan waktu itu bahwa setiap tahun, pengurus Osis yang akan segera melepas jabatan mereka pasti mengadakan baksos di luar kota. Kebetulan angkatan Osis tahun ini mendapat tugas untuk mengunjungi salah satu Panti Asuhan yang ada di kota tersebut.

"Selow beib." Tanggap Ify kalem. Dia berjalan mendekati Sivia yang juga berkumpul dengan para anggota Osis cewek lainnya. Di sana ada Agni, Irva, Iley, Rahmi, Keke, dan April. Selebihnya cowok semua. Ada Obiet si ketua Osis, Patton sebagai
wakil dan beberapa anggota lainnya.

Untuk siswa laki-laki lainnya ada Alvin, Gabriel, Rio, Cakka, Deva, Dayat, dan ada juga dari adik kelas sebelas. Kalau di jumlah anak cowok dari luar Osis ada sekitar dua puluh orang. Dan semua yang ikut bukanlah dari kalangan biasa. Agni tentu punya maksud tersendiri kenapa memilih mereka. Pastinya, agar dana yang terkumpul bisa melebihi batas target.

"Lo sama Ify tuh apa sih sebenernya?" Bisik Gabriel pada Alvin yang baru saja ikut bergabung.

"Beneran sahabat?" tambah Cakka. Dia sudah mendengar cerita dari Gabriel tentang hubungan Ify dan Alvin.

"Kalau suka mending maju cepet deh, Vin. Jangan sampe nyesel kayak nih makhluk satu." Kata Cakka seraya menepuk bahu Rio yang berdiri di samping kirinya.

"Belum nyesel dia mah. Tapi bego." Imbuh Gabriel yang membuat Cakka langsung tergelak.

"Gengsi aja dia mah." Kata Cakka kemudian.

"Dia nggak gengsi, tapi emang bego." Gabriel teguh pada pendiriannya.

Cakka tekekeh lagi, "Tapi gue lihat-lihat Ify makin deket aja tuh sama si Deva. Sering ke kantin bareng. Gue aja bahkan lihat mereka jalan di kotu kemarin malem." Cerita Cakka. Meski pelan, Alvin dan Rio cukup jelas mendengar hal itu. Tapi keduanya tak bereaksi apa. Rio sibuk dengan ponselnya membalas pesan Niken. Begitu juga dengan Alvin sibuk membalas pesan dari Ify yang baru saja masuk. Ify minta agar nanti Alvin bisa duduk bersamanya saat di dalam bis.

"Udah kumpul semua?" Seru Obiet berdiri di tengah lapangan parkir sekolah. Membuat semua yang ada langsung menatapnya.

"Udah Biet." Agni menjawab setelah dia berkeliling meminta semua anak untuk tanda tangan.

"Oke. Sebelumnya saya mewakili teman-teman Osis untuk menyampaikan rasa terima kasih kami pada teman-teman semuanya. Terima kasih atas kesediaan kalian meluangkan waktu dan juga rejekinya untuk mendukung kegiatan kami." Kata Obiet seraya menatap satu persatu semua mata yang kini tertuju pada dengan senyum. Ya, Obiet memang terkenal sebagai Ketua Osis yang cukup ramah di kalangan anak-anak.

"Bagi kalian yang masih bingung kita akan kemana-" Obiet menjeda kalimatnya sebentar.

"Jadi teman-teman, kita akan berangkat ke Kota Semarang menggunakan bis yang sudah kami sewa. Dan perjalan kita akan memakan waktu kurang lebih dua belas jam. Di antara kalian adakah yang gampang mabuk atau mual?" tanyanya dan semua tidak ada yang menjawab. Menandakan jika tidak ada kendala dalam hal perjalanan panjang mereka.

"Nggak ada?" Tanya Obiet memastikan dan mereka semua diam tak ada yang menjawab.

"Oke. Untuk mempersingkat waktu, kita berdoa dulu menurut kepercayaan masing-masing baru setelah itu masuk ke dalam bis dan berangkat." Obiet mewakili dengan menundukkan kepalanya.

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang