2. Night Party

567 60 82
                                    

Ify duduk di depan meja riasnya. Menatap penampilannya di depan cermin. Dari make up hingga dress hitam pendek yang melekat di tubuhnya, membuat Ify merasa puas dengan hasil karyanya sendiri.

 Dari make up hingga dress hitam pendek yang melekat di tubuhnya, membuat Ify merasa puas dengan hasil karyanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(abaikan background 🙈)

"Lo emang cantik, Ify. Seksi lagi." Pujinya sendiri. Dia lantas berdiri seraya memakai slingbag berwarna senada dengan dressnya. Dan senyumnya mengembang ketika melihat ponselnya menyala. Dengan semangat Ify langsung mengangkatnya karena itu dari Rio.

"Halo Rio."

"Gue udah di luar. Gimana? Nggak mau gue ijinin aja?" Tawar Rio langsung. Terdengar serius dan menunjukkan jika dirinya adalah seorang laki-laki.

Kalau begini ceritanya, bagaimana Ify tidak makin jatuh hati coba. Iya, kan?

"Fy, hei! Jangan bengong!" Seru Rio dari seberang. Membuat Ify langsung tersadar dari lamunannya yang tadi senyum-senyum sendiri.

"Eh iya. Hehehe sori. Abisnya lo bikin gue deg-degan waktu bilang mau ijin ke orang tua gue." Jujur Ify tanpa malu. Karena toh Rio juga sudah tahu perasaannya seperti apa.

Rio terdengar seperti sedang menghela pelan. "Biasa aja. Jangan baper. Gue males tanggung jawab."

"Males bukan berarti nggak bisa atau nggak mau, kan?" Sahut Ify.

"Gue tinggal lo ya?"

Ify berdecak, tapi wajahnya tetap terlihat bahagia. "Ish gitu aja ngambek. Tunggu situ aja. Nyokap bokap nggak ada di rumah, kok. Lagi keluar pulau dan sampai kapan nggak tahu. Lagian bisa di gorok leher gue kalau ketahuan pergi ke club."

"Oke. Buruan turun."

"Siap komandan!"

Rio terkekeh pelan lalu memutuskan sambungan. Dan untungnya, Ify masih sempat mendengar itu. Hingga membuat perasaannya semakin berbunga-bunga.

Ify lantas bergegas keluar kamar dengan langkah hati-hati. Tidak ingin membuat suara hingga bisa membangunkan asisten rumah tangganya yang pasti sudah tidur. Ify melangkah pelan dan mengendap-endap sambil menjinjing sepatu hak tingginya. Berjalan menuruni satu persatu anak tangga.

Hingga akhirnya Ify sampai di lantai satu. Dia segera berlari kecil menuju pintu utama. Ify berhenti dulu untuk mengatur nafasnya. Kemudian melihat keadaan sekitar yang masih sepi dan aman. Setelah cukup menambah oksigen dalam paru-parunya. Ify mulai memutar kunci yang baru saja ia masukkan dengan gerakan yang sangat pelan dan hati-hati.

Ceklek!

Reflek tangan Ify memutar kunci itu dengan kuat karena tidak juga ada pergerakan sejak tadi. Sedangkan dia harus buru-buru karena tidak mau Rio terlalu lama menunggunya.

"Huft aman!" Ify mendesah lega karena suara tadi masih membuatnya tetap dalam kondisi aman.

Begitu pintu berhasil ia buka, Ify langsung bergerak keluar dan dengan gerakan pelan menutup pintunya lagi. Tidak lupa Ify kunci lagi kemudian berlari menuju keluar gerbang menemui Rio yang masih menunggunya di sana.

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang