35. Emotion

539 57 152
                                    

Pokoknya harus up terus!

Oke

Pokoknya harus ramein terus!

Gimana?

😎😎

❤❤❤❤❤❤

Deva dan Ify baru saja keluar dari gedung bioskop. Selesai nonton keduanya mulai lapar dan berlanjut mencari makanan. Keadaan Ify terlihat lebih baik sekarang. Karena semua perasaannya tentang Rio teralihkan. Sejak di sekolah, Sivia tidak berhenti mengajaknya bicara. Selama pulang bersama Alvin, Ify yang berganti tak berhenti mengajak Alvin bicara.

Saat di rumah, Ify kembali teringat kebersamannya dengan Rio. Tapi teralihkan lagi saat Deva menjemputnya.

"Mau makan apa?" tanya Deva menoleh pada Ify. Deva tak lepas memperhatikan setiap orang yang berpapasan dengan mereka.

"Apa, ya?" Ify tampak berpikir.

"Udon aja, deh."

"Oke kita ke atas kalau gitu." Deva berjalan menuju lift yang tak jauh dari hadapan mereka.

"Naik eskalator aja." Ify meraih tangan Deva lalu ia genggam. Ify menarik tangan Drva ke arah kanan untuk menuju eskalator yang letaknya di belakang lift tadi. Ify terlihat tanpa beban sekali menggandeng tangan Deva.

Tidak tahu jika tindakan refleknya ini membuat tubuh Deva langsung membeku. Tapi, Deva tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia tersenyum kecil sambil membalas genggaman Ify dan meremasnya lembut.

"Eh sori-" Ify langsung sadar dan segera menarik tangannya.

Tapi Deva menahan. "Gini aja. Lebih gampang juga gue jagain lo." Kata Deva mencoba biasa saja meski jantungnya sedang mengadakan konser besar-besaran di dalam sana. Deva menarik Ify lagi untuk naik di tangga eskalator dengan hati-hati sambil memperhatikan gerakan kaki Ify.

"Sebelumnya lo pernah jalan berdua sama cewek, nggak?" Tanya Ify iseng. Hanya ingin tahu saja karena Ify tidak cukup tahu tentang kehidupan Deva.

"Pernah sih kayaknya." Jawab Deva sambil berfikir.

"Oh ya? Siapa?" Ify mulai terlihat antusias.

Deva tidak langsung menjawab. Mereka sudah sampai di lantai atas dan dia ingin memastikan kaki Ify melangkah dengan aman. Keduanya lantas kembali berjalan menuju eskalator berikutnya.

"Siapa ya? Lupa gue. Udah lama, sih. Waktu itu lagi gabut jadi gue iyain aja ajakannya."

"Hm, Satu sekolah sama kita?"

Deva mengangguk. "Iya sih keknya."

"Seangkatan?"

"Iya."

Ify mengangguk sambil ber-oh saja karena dia bingung menanggapi bagaimana lagi jawaban singkat Deva itu. Tapi yang jelas, Ify mulai sedikit kepo siapa cewek itu. Siapa yang berani mengajak jalan Deva si preman sekolah.

"Tapi lo cewek pertama yang gue ajak jalan." Kata Deva membuat Ify langsung mendongak untuk menatap Deva yang kini menunduk padanya.

"I see." Tanggap Ify tersenyum saja lalu menatap ke depan. Entahlah, Ify bingung kenapa jatungnya tiba-tiba berdebar. Bingung juga kenapa perasaannya tiba-tiba senang. Senang hanya karena mendengar ucapan Deva yang membuatnya merasa istimewa.

"Ka Deva!" Seru sebuah suara. Dia berlari entah darimana yang jelas sudah sampai di depan Ify dan Deva.

"Ini beneran kak Deva, kan?" Dia terlihat sangat senang sekali. Mungkin seperti ini eskpresi Sivia jika bertemu dengan Jungkook BTS.

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang