Cakka dan Ify melangkah beriringan menyusuri koridor sekolah. Sudah tertebak dengan sangat jelas jika mereka pasti menjadi pusat perhatian anak-anak. Terlebih sosok itu adalah Ify. Dia berjalan sendirian saja sudah pasti banyak pasang mata yang sinis padanya. Terlebih sekarang Ify bersama Cakka. Bukan lagi Rio. Membuat asumsi mereka tentang Ify yang murahan semakin kuat.
"Apa?" sentak Cakka pada mereka semua. "Nggak pernah lihat cewek cantik jalan sama cowok ganteng lo pada? Heh?!"
"Nggak gitu, Cak. Heran aja sama kelakuan Ify yang tiap minggu bisa gonta-ganti cowok." Tanggap salah satu di antara mereka yang kebetulan baru saja melewati Cakka dan Ify.
"Daripada lo nggak laku? Udah gitu sok cantik lagi." Sahut Cakka tersenyum menantang. Membuat cewek itu malu setengah mati hingga langsung berlari.
"Ya Ify emang cantik. Banyak cowok yang mau. Tapi, jadi kelihatan murah nggak sih sana-sini mau." Angel datang dari belakang mereka. Dia tersenyum sinis memperhatikan Ify dari atas hingga bawah.
"Halah bacot! Coba aja lo bisa secantik dan selaku Ify, gue yakin lo bahkan bisa tiap hari gonta-ganti cowok. Nggak usah sok berkelas karena pada kenyataannya lo nggak akan mampu nyaingin Ify!" Telak Cakka yang kini berhasil juga membuat wajah Angel langsung merah padam.
"Apa? Mau ngomong apa lagi lo?" tanya Cakka menantang.
Angel tetaplah Angel yang tidak akan mudah untuk di jatuhkan. Dia hanya menggeleng pelan sambil menunjukkan wajah senangnya. "Nggak apa-apa. Gue justru seneng karena akhirnya Rio bisa lepas dari Ify. Itu artinya, gue bisa deketin dia lagi."
Cakka tersenyum sinis. "Kayak Rio mau aja sama lo," sarkasnya.
Angel mengibaskan rambutnya dengan wajah angkuh. "Kita lihat aja nanti."
Cakka mengangguk santai. "Ya, ya terserah lo!" katanya malas kemudian meraih tangan Ify untuk di gandengnya.
"Ayo, Fy. Ntar lo bisa ayan kelamaan lihat muka nih orang."
Angel melotot tak terima mendengar ucapan Cakka. Tapi dia tidak sempat berseru marah karena Cakka lebih cepat melangkah bersama Ify.
"Gimana, gue keren kan tadi?" tanyanya pada Ify setelah berhasil menjauh dari Angel.
Ify hanya menatap Cakka datar lalu menurunkan pandangannya pada genggaman tangan Cakka. Membuat Cakka reflek mengikuti gerakan kepala Ify hingga tangannya langsung ia tarik dengan cepat.
"Hehehe sori." Cengir Cakka tak enak hati.
"Gimana?" tanyanya seraya berjalan kembali.
"Gimana apanya?" sahut Ify bertanya balik. Tanpa menoleh dan menatap ke depan sambil terus melangkah.
"Perasaan lo."
"Perasaan gue kenapa?"
"Nggak takut?"
Dahi Ify mengernyit tanpa menoleh. "Takut?"
Cakka mengangguk seraya menatap ke arah Ify. "Itu tadi si mak lampir belum nyerah buat deketin Rio. Nggak takut nanti Rio kegoda gara-gara frustasi ngadepin lo."
Ify menoleh sesaat dengan raut kesal. "Ya udah. Berarti Rio cuma omong doang dari awal." Wajah Ify tiba-tiba menjadi terlihat sangat jutek.
"Cemburu, neng?" godanya.
"Menurut lo aja." Ketus Ify kesal.
Cakka terkekeh pelan. "Lo sesayang itu ya sama Rio?"
Ify menghela panjang. Tak ada gerakan atau sikapnya yang ingin mengelak. "Ya gitu," katanya seraya mengedikkan bahu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu (New Version)
RomanceKamu adalah hal yang aku mau Tapi aku adalah hal yang tak ingin kau tahu Kamu adalah tempat yang selalu ingin ku tuju Tapi aku adalah angin lalu bagimu Hey! Sedikit saja Sedikit saja lihatlah aku Aku di sini berdiri tepat di belakangmu Aku tidak kem...