Hari ini, Ify berangkat sekolah setelah tiga hari istirahat di rumah. Dan pagi ini, Rio datang menjemput Ify sehingga membuat gadis itu semakin senang sekaligus semangat. Apalagi, sekarang Rio tengah menggandeng tangannya. Sambil terus berjalan menuju kelasnya. Rio mau mengantarnya ke kelas.
Ify merasa dirinya sangat norak sekali. Karena bibirnya tidak pernah bisa berhenti mengembangkan senyumnya. Jika dulu Ify hanya bisa menghayalkan hal ini, maka sekarang benar-benar terjadi padanya.
Setidaknya, Ify bisa terus tersenyum sebelum ada seseorang yang merusak mood-nya pagi ini.
"Tau ah kamu sih gitu. Katanya mau usaha buat aku. Tapi, tahunya masih suka tebar senyum ke cewek lain." Ify mengajukan protesnya karena tadi saat mereka turun dari mobil lalu berjalan menuju koridor, tiba-tiba ada adik kelas yang sangat tidak suka.
"Dia nyapa doang, Fy. Ya, gue cuma sapa balik." Tanggap Rio seadannya. Karena memang begitulah adanya. Dia hanya tersenyum pada Chelsea yang memanggil namanya. Apa itu salah?
"Tapi kan dia suka sama kamu. Boleh nggak sih Yo aku minta kam-"
"Kita sedang mencoba, Fy. Dan gue nggak suka di atur-atur." Sela Rio pelan. Mulai tidak nyaman jika membahas tentang sikapnya. Karena dia tahu bagaimana harus bersikap. Dan semua anak di sekolah ini pun tahu tentang hubungan mereka.
Ify menghela pelan, "Aku nggak ngatur. Cuma nggak mau aja ada orang lain bisa masuk di antara kita dengan kamu yang kelihatan terbuka sama mereka."
Rio menghela juga, "Gue cukup tahu batasan dan jaga perasaan lo, Fy. Udah, jangan mikir macem-macem. Masih pagi ini"
Ify mendengus. Sebenarnya dia masih ingin mengajukan protesnya. Tapi, Ify takut akan membuat Rio marah. "'Ya udah, maaf. Tapi jangan kesel gitu mukanya sama aku."
"Nggak kesel." Tanggap Rio tenang.
Dan Ify tersenyum saat merasakan Rio mencium tangannya yang masih di genggam.
"TEST TEST Ekhem ekhem!" Suara itu memenuhi setiap sudut ruangan kelas yang kini menyebar hingga satu gedung sekolah. Membuat semua siswa yang sedang berjalan, menyalin PR di dalam kelas, mengerjakan tugas, belajar, mereka semua langsung menghentikan kegiatan masing-masing dan fokus mendengarkan karena sepertinya sebentar lagi ada pengumuman penting pagi ini.
"HALO SEMUA SELAMAT PAGI."
"Anjir Deva!"
"Suara Deva bukan, sih?"
"Kampret itu mah Deva. Mau ngapain dia?"
"Si anjir gue kirain anak Osis mau kasih pengumuman pulang pagi hari ini."
"Mau lo tuh!"
"Wooh!"
Beberapa suara menyerukan kalimat itu. Mereka semua kaget sekaligus penasaran. Pensaran keributan apalagi yang akan di lakukan oleh si biang onar sekolah.
Ify mengedikkan kedua bahunya ketika Rio menunduk padanya dengan pandangan bertanya. Rio lantas kembali mengeratkan genggamannya dan menarik Ify untuk melanjutkan langkah mereka.
"Terutama buat kesayangan gue. Alyssa Lifya Permana-"
Ify dan Rio kontan menghentikan langkah mereka kemudian saling tatap.
"Yang hari ini baru aja masuk sekolah. Itu artinya dia udah sembuh dan gue bisa lihat senyum manisnya lagi."
"WOOOOHHHHHH!" Koor semua anak yang mendengar.
Sedangkan Ify sendiri tak bisa menahan senyum gelinya. Dari dulu, Deva memang selalu saja melakukan hal-hal aneh untuk menarik perhatiannya. Pernah juga sampai teriak-teriak bilang i love you Ify saat di hukum lari keliling lapangan. Di hukum karena lupa membawa buku paket matematikanya. Tidak lupa sebenarnya. Tapi, saat itu, Ify tidak membawa juga dan Deva langsung meminjaminya tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu (New Version)
RomanceKamu adalah hal yang aku mau Tapi aku adalah hal yang tak ingin kau tahu Kamu adalah tempat yang selalu ingin ku tuju Tapi aku adalah angin lalu bagimu Hey! Sedikit saja Sedikit saja lihatlah aku Aku di sini berdiri tepat di belakangmu Aku tidak kem...