1. I'm Yours

1.8K 72 116
                                    

Mencintaimu

Kamu adalah hal yang aku mau
Tapi aku adalah hal yang tak ingin kau tahu
Kamu adalah tempat yang selalu ingin ku tuju
Tapi aku adalah angin lalu bagimu

Hey!
Sedikit saja
Sedikit saja lihatlah aku
Aku di sini berdiri tepat di belakangmu
Aku tidak kemana-mana dan selalu menunggumu
Menunggumu berbalik dan menggapai tanganku

Kau tahu tidak?
Setiap malam aku merasa seperti orang gila
Hahah ya, aku merasa seperti orang gila karena,
Karena setiap kali teringat tentangmu
Aku bisa tersenyum bahkan tertawa hingga menangis tanpa sebab

Bagaimana?
Kau tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku?
Padahal kau tidak melakukan apapun padaku
Tapi, kenapa perasaan ini tak pernah berhenti mengharapmu?
Kenapa?
Kenapa aku selalu ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu?

TTD
ALP <3

"ALP Alapyu." Celetukan dari bibirnya itu membuatnya mendapatkan sebuah pitakan. Pitakan tidak kencang tapi cukup sakit mengenai kepalanya.

"Sakit beib!" keluhnya. Sivia Catleya Candra menatap sengit sahabat yang baru saja menjitak kepalanya.

Sang sahabat terkekeh. Dan terlihat tidak merasa bersalah sedikitpun. "Lo gemesin beib makanya gue jitak."

"Yeu!" Sivia membalas dengan menoyor kepala sahabatnya itu. Lalu kembali menatap puisi yang tertempel di mading dan baru saja ia baca. "Hm ALP. Gue ngerasa nggak asing sama singkatan itu. Alyssa Lifya Permana."

"Nggak usah sok misterius gitu. Sebelum gue kasih ke tim jurnalist juga lo baca duluan." Menyenggol lengan Sivia dengan cukup kencang. Hingga membuat tubuh gadis itu sedikit terdorong.

"Ya biarin aja. Ini tuh namanya mendramatisasi keadaan, bebebcu."

"Lebay!"

Sivia berdecih. "Kayak lo nggak lebay aja, sih. Apalagi kalau udah lihat si brengsek. Hu tereak-tereak nggak jelas! Sampai bikin puisi galau norak gini apaan." Sivia berdecih sinis.

Ify tidak tersinggung karena dia sudah sangat mengerti bagaimana sahabatnya ini. "Kok brengsek, sih. Enak aja ngatain puisi gue norak. Itu tuh seni, beib!"

Sivia mendengus. "Ya apa namanya kalau bukan brengsek? Dia jelas-jelas tahu lo suka sama dia tapi sikapnya kayak ngasih harapan. Padahal-"

"Ya biarin aja. Lagian dari awal gue suka sama dia juga nggak berharap di sukai balik. Dia kenal gue aja udah syukur banget."

Sivia mengangguk setuju. Tapi ekspresi wajahnya tampak malas. "Iya lama banget lo suka sama dia. Dari kapan ya? Awal kita MOS, kan? Lo suka sama dia gara-gara waktu pensi dia nyanyi sambil main gitar."

Ify, nama gadis yang menjadi sahabat Sivia itu tersenyum. "Iya. Dia nyanyi lagu I'm yours. Mana nyanyi nya tuh kelihatan pake perasaan banget lagi kan. Terus suaranya lembut-lembut renyah gitu. Nyampe banget di hati gue."

Sivia menatap wajah Ify yang tampak terpesona. Kebiasaan sahabatnya ketika membayangkan sang pujaan hati. Dan ekspresi seperti ini, selalu Sivia lihat dari sejak pertama Ify mengatakan suka pada seorang cowok bernama-

"RIO!!"

Sivia menepuk keningnya. Ingin kabur saja dan tidak mengakui jika Ify adalah temannya sekarang. Lihat saja, dia tanpa malu memanggil nama cowok yang bahkan tidak pernah membalas perasaannya.

"Hai!"

Ify tersenyum senang karena sapaannya di tanggapi oleh Rio. Dia lantas menepuk kencang bahu Sivia. "Gue duluan!" serunya kemudian berlari menghampiri Rio.

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang