26. Tired

429 58 99
                                    

"LIHAT!" Bentaknya keras. Bentakan yang di tujukan pada Ify. Gadis itu baru saja sampai tiba di rumah. Dia berhasil menengkan dirinya sekolah setelah kepergian Rio. Masih sangat baru bisa menenangkan hatinya yang kacau. Tapi, baru saja ia bisa bernafas, Ify harus menghadapi lagi kemarahan Dion.

"Lihat apa yang kamu lakukan! Begini kelakuan kamu tiap di sekolah? Heh? Mau jadi preman kamu?"

Ify menatap Dion lelah. Lalu pandangannya jatuh pada Chelsea yang wajahnya tampak babak belur. Ify tersenyum sinis, bagaimana hanya satu tamparan bisa menimbulkan luka sebanyak itu.

"Kenapa? Ify cuma lakuin apa yang Ayah contoin, kok." Ify menatap Chelsea sinis. "Anak nakal harus di kasih pelajaran." Desis Ify bengis.

"Masih berani kamu membantah?" Geram Dion menarik rambut Ify ke belakang dengan cukup kencang. Membuat wajah Ify kini mendongak padanya. Saat itu, Dion bisa melihat kilatan amarah memancar di kedua mata putrinya.

"Harusnya kamu nggak pernah lahir di dunia. Anak pembawa sial!"

BRAK!

Dion langsung mendorong rambut Ify yang masih dia pegang. Membuat gadis itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Non Ify!" seru Mbok Ranti menangis. Ingin menghampiri Ify tapi tangannya langsung di cegah oleh Sintya.

"Kamu diam mbok!" bentak Dion marah. Dia lantas berjongkok di depan Ify. Menatap tajam putrinya tanpa hati.

"Dengar baik-baik yang saya katakan saat ini." Dion berbisik. Tapi suaranya seperti menggelegar di telinga Ify.

"Kamu, bukan anak kandung saya. Dan saya menikah dengan Bunda kamu itu karena terpaksa. Bunda kamu korban dari permerkosaan hingga mengandung kamu. Paham?"

Ify menatap Dion tak percaya. Sangat tidak percaya. Dia menggeleng kuat sambil menahan tangis.

"Itulah alasan kenapa saya menikah lagi. Saya tidak pernah mencintai Bundamu. Dan setiap lihat kamu, saya jijik!"

Hati Ify tertampar lagi dengan sebuah kalimat yang tak pernah ia duga. Tapi, kali ini bahkan lebih dari sebuah tamparan. Melainkan batu besar yang tadi harus mengenai kepalanya, kini mendarat tepat di hatinya.

"Chelsea anak kandung saya. Jadi, sudah sewajarnya saya lebih menyayanginya di banding kamu!"

Semua yang Dion katakan bahkan bernada sangat pelan. Dan mungkin, hanya Ify yang kini bisa mendengarnya. Oleh karena itu, semua kalimat Dion terekam jelas di kepala Ify hingga kini terus berputar-putar meski Dion sudah berdiri.

"Ayah bohong!" teriak Ify setelah bisa mengumpulkan kesadarannya. Dia berusaha berdiri meski tenaganya sudah habis. Membuat langkah Dion, Chelsea dan Sintya berhenti. Dion lantas menyuruh Sintya dan Chlesea masuk dulu ke dalam mobil. Sementara dia melangkah ke arah Ify.

"Ayah bohong, kan?" lirih Ify terisak. "Bilang Ayah! Bilang kalau Ayah cuma bohong!" Ify dengan cepat menghapus air matanya.

"Ify punya video dari Bunda. Video itu nunjukin Ayah nangis waktu pertama kali Ify panggil Ayah. Ada video juga yang nunjukin Ayah nangis waktu pertama kali lihat Ify bisa jalan. Ayah selalu cium Ify saat pulang kantor. Dan Ify-" dia mulai terisak hebat. Mengingat lagi momen kebersamaan dengan kedua orang tuanya dulu.

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang