Rio langsung berlari keluar kelas menghampiri Ify yang berdiri di ambang pintu. Rio terlihat panik karena baru saja seperti kepergok tengah selingkuh. Dia langsung meraih kedua tangan Ify tanpa peduli dengan beberapa temannya yang masih ada di dalam kelas memperhatikan tingkahnya.
"Cuma bantu jelasin doang." Jelas Rio langsung sedang Ify hanya menatapnya tanpa ekspresi.
"Beneran, yang. Tanya aja sendiri sama anaknya. Dia tadi nanya soal yang dia belum ngerti jadi-"
"Aku nggak nanya." Sela Ify cuek lalu menarik tangannya dari genggaman Rio kemudian bersedekap. Dia melangkah dan Rio langsung mengikuti seraya mengacak rambutnya sedikit frustasi. Asataga! Rio tadi memang hanya duduk di samping temannya bernama Icha. Icha bertanya pada Rio tentang tugas yang baru saja di beri oleh Pak Yono selaku guru Matematika. Dan Rio hanya duduk sambil menjelaskan tidak lebih. Sumpah!
"Yang-" seru Rio terdengar merajuk hingga membuat Cakka, Gabriel dan beberapa teman Rio lainnya yang masih ada di dalam kelas langsung menatap cowok itu. Mereka semua kaget dan juga memasang raut wajah yang sama-sama cengo pada tingkah Rio.
"Hem." sahut Ify tetap melangkah.
"Jangan marah." Bujuk Rio menoel bahu Ify.
Ify menoleh dengan wajahnya yang terlihat biasa saja. "Kapan aku bilang marah?"
"Takutnya. Tadi tuh aku cuma jelasin soal yang dia nggak ngerti aja. Beneran!"
Ify merapatkan bibirnya menahan senyum. Jujur saja, Ify memang sedikit kesal karena Rio tak kunjung menjemputnya di kelas saat jam istirahat sudah berlalu hampir sepuluh menit. Dan ketika Ify berinisiatif menghampiri Rio, cowoknya itu justru tampak sibuk dengan teman ceweknya. Oke, sepertinya Rio memang sangat susah untuk tidak berbuat baik.
Tapi kekesalan Ify hilang ketika melihat sikap Rio yang mendadak panik. Terlihat lucu saja di mata Ify. Karena Rio tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Sayang-"
Ify langsung berhenti melangkah. Panggilan Rio cukup lumayan keras hingga membuat beberapa cewek yang lewat menatapnya sengit. Kemudian saling berbisik sambil sesekali melirik sinis ke arahnya.
Ify berdiri menghadap Rio yang langsung tersenyum menyambutnya. "Ih aku nggak marah! Pelan-pelan manggilnya, jangan ken-"
"SAYANG!" seru Rio sengaja. Hingga benar-benar membuat semua anak yang ada di lantai atas ataupun bawah menatap ke arah mereka.
"Rio!" Geram Ify frustasi dengan tingkah Rio yang semakin hari semakin gila saja. Dia langsung memukul dada Rio dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Coba saja bayangkan bagaimana malunya jadi Ify sekarang.
"IYA SAYANG!" sahut Cakka dan Gabriel dari belakang mereka. Keduanya kompak tertawa keras. Menertawakan kebucinan Rio yang sepertinya mulai ada di tingkat tidak tahu malu.
Masalah Gabriel dan Rio, terasa seperti angin lalu. Karena memang begitulah mereka. Lagipula, bukan pertama kali mereka berselisih paham. Tapi keduanya tidak pernah sampai benar-benar saling membenci hingga menjadi musuh. Tidak ada juga drama saling minta maaf atau memaafkan.
"Cih! Dulu aja bilang nggak suka. Sekarang apa? Mampus lu!" Cibir Cakka sengit. Tapi dalam hati sebenarnya dia merasa lega karena Rio akhirnya bisa sampai di tahap ini bersama Ify.
"Kapan gue bilang nggak suka?" sahut Rio pura-pura amnesia.
"Yo, gue masih inget banget lo pernah bilang, cewek banyak bukan cuma Ify doang." Gabriel tidak mau kalah untuk mengingatkan seperti apa dulu sikap Rio.
"Iya, itu kan dulu." Tanggap Rio mencoba biasa saja. Padahal dalam hati dia was-was. Takut jika setelah ini Ify marah.
"Kalau sekarang buat gue, cewek emang banyak tapi gue maunya sama Ify doang." Kata Rio seraya tersenyum pada Ify yang langsung membuang muka. Membuat Rio jadi gemas. Gadisnya itu kalau malu-malu kesal terlihat lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu (New Version)
RomanceKamu adalah hal yang aku mau Tapi aku adalah hal yang tak ingin kau tahu Kamu adalah tempat yang selalu ingin ku tuju Tapi aku adalah angin lalu bagimu Hey! Sedikit saja Sedikit saja lihatlah aku Aku di sini berdiri tepat di belakangmu Aku tidak kem...