"Fy."
"Emh." Gumam Ify pelan.
Rio masih setia menatap Ify yang duduk di depannya. Mereka tengah berada di rooftop Cafe sekarang. Karena sepulang sekolah tadi, Rio tanpa bertanya langsung membawa Ify ke tempat ini. Sengaja karena Ify tidak membuka suaranya sama sekali setiap mereka bersama. Niat Rio supaya Ify protes. Tapi nyatanya Ify masih diam saja.
"Enaknya kita mulai darimana, ya?"
Ify yang semula menikmati pemandangan gedung langsung menoleh. Dia menatap Rio bingung. "Kita?"
Rio mengangguk. "Iya, kita. Kamu sama aku. Enaknya mulai darimana?"
"Mulai apaan?" tanyanya enggan.
Rio menyunggingkan cengirannya. "Balikan. Apa baikan?" tanyanya meminta pendapat.
Ify berdecak sinis. "Nggak ada baikan. Orang udah putus."
Rio tersenyum kecil. Sudah Rio katakan tadi, meskipun sinis, Ify tetap terlihat cantik di matanya. Oke, Rio sadar sesadar-sadarnya jika Ify memang cantik dari dulu. Hanya saja setelah hatinya terbuka, kecantikan Ify bertambah menjadi seribu kali lipat. Benar kata Gabriel dan Cakka, cowok kalau udah bucin terkadang kerja otaknya jadi berlebihan.
"Ya udah balikan kalau gitu," katanya enteng.
"Kapan gue bilang mau balikan sama lo." Sewot Ify tak terima.
"Aku kamu, Fy."
"Suka-suka gue lah." Ketus Ify menatap Rio sengit.
"Nurut atau aku cium kamu sekarang."
"Kayak berani aja."
Rio langsung bangkit dari duduknya. Kedua tangannya ia tumpukan di atas meja. Sedang tubuhnya sedikit ia condongkan ke arah Ify yang masih duduk di tempatnya. Hingga membuat wajah Ify berada satu centi tepat di depannya.
"Nantangin?" bisik Rio. Membuat hembusan nafasnya beraroma mint itu menerpa wajah Ify.
"Iya." Balas Ify tak gentar. Dia mendongakkan wajahnya pada Rio hingga ujung hidung mereka kini tengah bersentuhan. Rio hanya perlu memiringkan kepalanya sekali saja untuk membuat bibir mereka bertemu.
"Sejak kapan kamu jadi sekeras ini, hm?" gumam Rio pelan. Tanpa mengubah posisi dengan telapak tangan kanannya kini sudah menempel di sisi wajah Ify.
"Gue emang gini dari dulu. Sebelum kenal lo. Lalu semua berubah saat gue salah jalan karena cinta sama lo. Dan sekarang gue banting stir, gue puter balik buat kembali ke arah tujuan awal gue." Jawab Ify seraya menyampar tangan Rio dari wajahnya.
Rio tersenyum kecil mendengar jawaban Ify. "Berarti aku harus lebih kenceng lagi buat nyusul kamu yang udah puter balik."
"Silahkan kalau bisa." Desis Ify kemudian mendorong bahu Rio agar menjauh darinya. Dia lantas menyandarkan punggungnya pada badan kursi. Kedua tangannya bersedekap menatap Rio yang masih tersenyum saja.
"Aku lebih seneng lihat kamu galak kayak gini daripada nangis."
"Dan gue lebih seneng lihat lo cuek daripada sok peduli gini sama gue." Balas Ify semakin sengit.
Rio langsung menampilkan wajah sedih mendengar ucapan Ify. "Kok sok, aku emang peduli sama kamu tahu!" protesnya tak terima. Membuat Ify langsung mendelik dan menatapnya horor.
"Kamu kenapa jadi galak banget gini sih sama aku?" Protes Rio lagi seraya menghela pelan. Wajahnya tampak bersungut kesal. Rio masih sabar, hanya saja dia tiba-tiba merindukan Ify yang dulu. Ify yang ceria dan selalu tersenyum padanya. Bukan Ify yang dari kemarin selalu ketus dengan wajah juteknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu (New Version)
RomanceKamu adalah hal yang aku mau Tapi aku adalah hal yang tak ingin kau tahu Kamu adalah tempat yang selalu ingin ku tuju Tapi aku adalah angin lalu bagimu Hey! Sedikit saja Sedikit saja lihatlah aku Aku di sini berdiri tepat di belakangmu Aku tidak kem...