21. Get Out!

422 54 65
                                    

Seperti pasangan pada umumnya. Pasangan yang baru pertama kali merasakan cinta. Hubungan Rio dan Ify kian membaik sejak malam itu. Sikap Rio masih sama sebenarnya. Hanya saja, Ify lebih berusaha mengerti bagaimana karakter Rio. Karena kita tidak akan bisa mengubah sifat seseorang jika hal itu bukan dari dirinya sendiri.

Tapi, Ify cukup senang dengan Rio yang lebih menunjukkan bahwa dia sangat dan sangat berbeda dari semua teman ceweknya. Setiap hari, Rio selalu menjemput Ify kemudian berangkat sekolah bersama. Mengantar Ify ke kelas, menjemput Ify saat istirahat untuk pergi ke kantin dan juga ketika pulang.

Kadang, Ify juga menginap di cafe Rio. Dan akhir-akhir ini Rio jarang sekali pulang ke rumahnya. Membuat Rio juga sudah sangat jarang berinteraksi dengan Shilla.

"Gini nih, kalau lagi bahagia sama cowoknya aja, temennya di lupain!" Sindir Sivia melihat Ify bersama Rio bergandengan tangan masuk ke dalam kantin. Dan keduanya duduk di depan sebrang meja Sivia. Tapi bukan hanya Sivia, melainkan Shilla yang duduk di samping gadis itu.

Sudah dua minggu ini, Sivia selalu bersama Shilla karena selama dua minggu ini Ify sibuk pacaran teros!

"Mau pesen apa?" Tanya Rio menatap Ify. Seolah dia tidak mendengar sama sekali kicauan Sivia.

"Anjir kacang!" Seru Sivia. Sedang Shilla tertawa kecil. Ify menjulurkan lidah pada sahabatnya itu.

"Samain kamu aja, deh." Jawab Ify menatap Rio.

"Bentar." Rio lantas berdiri. Dan saat hendak melangkah pergi, Rio menyempatkan tangannya untuk mengusap kepala Ify.

"Harusnya lo coba bucinin Jaehyun deh, Fy. Kali aja dia bisa nyantol." Celetuk Sivia ketika baru saja dia sadar sudah terperangah dengan tindakan Rio. Nyesel dia memberi tempat untuk pasangan di depannya ini.

"Atau nggak Taehyung." Sahut Shilla dan langsung mendapat dua jempol dari Sivia.

"Halu doang itu mah. Lagian gue nggak bisa bahasa korea. Yang ada tiap dia ngomong gue cuma bisa nyahut-" Ify mengubah ekspresinya sesuai dengan setiap kata yang ia ucapkan.

"Anyeonghasseo!" mengangguk senyum.

"Mwo? Wae? Jjinja?" Kaget

"Gomawo. Oppa, saranghae!" Senyum sok manis.

"Jeongmal?" Sok kaget lagi. Lalu menatap Sivia kesal yang kini tertawa melihat tingkahnya.

"Ahahhah bener juga. Udah deh, jodoh lo emang Rio kali." Tawa Sivia memancing banyak mata menatap ke arahnya. Tapi, dia sama sekali tak peduli.

"Aamiin." Sahut Ify dengan sepenuh hati.

"Aku baru kali ini lihat Rio bener-bener bahagia." Kata Shilla menyela pelan. Tatapan matanya kini tulus terarah pada Ify. "Makasih, Ify. Aku nggak salah kalau kamu emang terbaik buat Rio."

Semua yang Shilla katakan ini membuat Ify jadi tidak enak hati. "Makasih juga, Shill. Maaf ya gue pernah ngerasa benci sama lo."

Shilla mengangguk paham. "Iya, aku ngerti kok. Kalau aku jadi kamu pasti juga gitu. Tapi, kamu harus percaya ya? Kalau Rio udah berani komitmen sama kamu, itu artinya dia nggak pernah main-main sama omongannya."

Ify ingin percaya semua yang Shilla katakan. Tapi, untuk saat ini, Ify hanya berusaha percaya. Karena sikap Rio masih susah untuk mengerti perasaannya. Atau sering mengingkari ucapannya sendiri yang kadang membuat Ify lelah. Jadi, Ify memutuskan untuk tidak berharap terlalu jauh pada omongan Shilla.

"Jangan dengerin." Sivia menyela sambil melahap bakso yang baru ia tusuk di garpunya. "Mereka kan saudara, udah pasti dia belain Rio, lah."

Shilla menatap Sivia gemas. "Ish kamu tuh ya!"

Mencintaimu (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang