Harus Bagaimana?

656 111 26
                                    

"Kak Viny kok ngelamun??"

"Eh, Becca. Gak kok gapapa." Viny tersenyum, "Kamu udah makan?"

"Udah kak. Barusan dari kantin."

"Ohh. Btw aku bawa kue nih buat kamu."

"Wahh, makasih kaak. Kesukaan aku banget nih. Oh iya, tadi meetingnya gimana?"

Senyum Viny luntur, dia menunduk.

"Kak?"

"Umm, gak gimana-gimana kok. Lancar."

"Lancar canggungnya."

Flashback on

"Shan.. umm, hp aku ketinggalan, jadi.. aku mau ambil." Ujar Viny perlahan masih dengan ekspresi terkejutnya karena hanya ada Shani di ruangan itu.

Sebenarnya sedari awal dia sedikit terpesona dengan penampilan Shani yang berbeda kali ini karena menggunakan jas hitam dan rok selutut. Ditambah kacamata yangmana membuatnya semakin cantik.
Hal ini mengingatkannya pada saat Shani akan sidang skripsi.

"O-oh, iya ambil aja." Balas Shani sedikit gugup namun tetap memasang ekspresi cueknya.

Viny langsung mencari ponselnya yang hilang, namun sayangnya dia tidak menemukannya.

Dia sangat kebingungan sembari mencari di laci dan bawah meja. Dan sebenarnya dia sudah tidak betah berada di situasi seperti ini karena hubungannya dengan Shani sangat tidak baik-baik saja.

"K-kamu gak liat?" Shani hanya menggelengkan kepalanya.

Shani merasa kasihan dengan Viny, karena raut wajah Viny sudah panik sekarang.

"Y-yaudah. Mungkin hpnya jatuh di tempat lain. Makasih ya. Permisi."

Viny bergegas keluar dari ruangan dengan langkah yang cepat. Dia mendadak panik bahkan tidak memperdulikan kejadian yang baru saja dialami yangmana hanya berdua dengan Shani di dalam satu ruangan. Karena mereka sudah sangat lama tidak berkomunikasi. Mungkin terakhir kali ketika di rumah Lidya.

Flashbavk off.

"Becca, kamu liat hp aku gak?"

"Lah, emang Kak Viny taro mana?"

Viny frustasi dan meremas kepalanya, "Aku juga gatau. Tadi pas meeting ilang. Tapi udah aku cari gak ada."

"Coba aku misscall yaa.. bentar."

Becca pun berusaha untuk membantu Viny. Dia ikut panik, lalu berusaha menghubungi nomor Viny namun hasilnya nol.

"Masih nyambung tapi gak ada di sini."

"Duhh, dimana yaa?"

"Lapor aja kak. Biar bantu dicariin."

"Udahdeh biarin aja. Semoga ntar ada yang balikin kalo ada yang nemu."

•••

"Ya Koko kenapa gak bilang dari tadi??"

"Ya namanya juga lupa. Sibuk. Papa gak di sini jadi aku tuh ngurus banyak hal."

Shani kesal lalu membanting tubuhnya di sofa rumah.

"Dia tadi balik lagi ke ruangan." Ujarnya ketus.

"Kok kamu gak bilang?"

"Lah mana aku tau Koko nemuin hpnyaa?"

"Ya kan seengganya kamu bisa nanya dulu Shanii. Kan kita di ruangan bareng tadi."

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang