Aku harus pilih siapa?

879 99 17
                                    

Viny sedikit membuka matanya karena cahaya matahari pagi mengganggu tidurnya. Tubuhnya dia regangkan dan sadar seseorang di sampingnya tidak ada.

"Bangun udah jam 8." Suara Shani terdengar. Viny segera memposisikan dirinya untuk duduk.

"Aku kira kamu pergi. Udah mandi ya?"

Shani mengangguk sambil menyisir rambutnya di depan cermin, "Mandi sana."

"Ketus amat nyuruhnya." Balas Viny kesal, lalu turun dari tempat tidur dan menghampiri Shani.

Shani merasakan ada sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Dia sontak berhenti menyisir rambut dan menatap cermin, yang mana terpampang wajah dirinya dan Viny yang dia letakkan di pudak Shani.

Perasaan nyaman kembali muncul. Merasa ada sesuatu yang mengalir dalam tubuhnya.

"It's been a long time tho.." Ujar Viny sambil memejamkan matanya, masih pada posisi yang sama.

"..I miss you so bad, Indira." Lanjutnya.

Seketika air mata Shani jatuh. Entah mengapa, dia sedih bercampur bahagia detik ini. Bahagia karena bisa mengulang momen seperti saat ini, dan sedih karena dia tidak yakin akan bisa bersama Viny lagi atau tidak. Hanya takdir yang bisa menjawab.

"I miss you more, Kak." Balas Shani diakhiri senyumannya.

Kemudian dia menoleh ke sebelah kiri dan memandangi wajah samping Viny yang sedang nyaman di pundaknya sambil memejamkan mata.

"Kak.." Viny membuka matanya dan langsung bertemu dengan mata Shani.

"..You know i still love you, right?" Tanya Shani dengan suara lirih.
Namun belum sempat Viny balas, Shani mengecup bibir Viny dengan sangat dalam.
Dia sadar bahwa dia sangat merindukan mantan kekasihnya itu.

Viny semakin mengeratkan kedua tangannya yang melingkar di perut Shani, menikmati kecupan darinya di pagi hari. Benar-benar hal yang sangat dia rindukan.

 Benar-benar hal yang sangat dia rindukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1 minggu kemudian

"Kamu kenapa ngajak aku ke roof top malem-malem?"

Saat ini, Viny dan Becca berada di roof top salah satu mall di Jakarta. Setelah mereka menghabiskan waktunya untuk makan, tiba-tiba Becca mengajak Viny ke atas. Alasannya karena ingin mencari ketenangan.

Masalah sakitnya, Becca sekarang sudah sembuh karena lukanya yang memang tidak terlalu parah.

"Enak di atas sini."

"Hmm iyasih, banyak angin." Balas Viny sembari melihat indahnya kota Jakarta dari atas mall.
Tanpa disadari, Becca memandangi wajahnya. Dia benar-benar terpesona dengan paras Viny.

"Kak.."

"Hm?" Viny menoleh, memandangi wajah Becca yang terlihat salah tingkah, "Kenapa?"

"Ah, gapapa kok. Pemandangannya bagus ya btw."

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang