Viny merebahkan tubuhnya sepulang dari kantor tempat dia magang. Hari ini memang pulang lebih awal karena hanya ada acara perpisahan Viny dan satu temannya yang sudah menyelesaikan magangnya di kantor itu.
Iya, bisa dibilang hari ini adalah hari terakhir Viny untuk magang. Sekarang waktunya untuk fokus pada tugas akhirnya yang merupakan salah satu persyaratan untuk lulus dari perkuliahan.
"Loh theater sampe diliburin? Udah parah banget dong ya." Monolog Viny terkejut setelah membaca informasi dari JKT48.
Saat ini Jakarta memang sedang dalam zona merah karena adanya COVID-19, yaitu virus berbahaya untuk semua orang. Maka dari itu, pihak JKT48 memilih untuk meniadakan theater sampai keadaan membaik demi keselamatan member dan fans.
"Halo, Kak." Sapa shani di seberang sana yang abru saja Viny hubungi.
"Kamu di mana?"
"Di rumah. Ini kan senin.. Eh tapi ntar sore aku masih latihan."
"Tetep jaga kesehatan ya. Abis latihan langsung pulang jangan main dulu."
"Iya kakaak. Tenang aja deh. Eh kok udah pulang? Ini masih siang loh."
"Hehe iya aku lupa bilang. Hari ini aku terakhir magang."
Mendengar kabar itu, Shani langsung antusias di seberang sana. Karena akhirnya saat yang dia tunggu datang juga, Viny tidak berkutat dengan kesbukannya lagi.
"Serius? Yeay! Udah gak sibuk lagi dong berarti.""Emangnya mau apa kalo aku gak sibuk?"
"Mau quality time lah." Ujar Shani terdengar sangat yakin.
"Kan lagi gaboleh keluar-keluar."
"Ck! Ribet banget. Giliran udah free aja ada kaya gini. Emang gak takdir buat ketemu."
Viny tersenyum mendengar kekesalan Shani.
"Ya kan ntar kalo udah baikan juga bisa ketemu lagii.."
"Yauda deh. Eh berarti Erzo juga udah kelar dong? Gak di situ lagi?"
Pertanyaan itu sontak membuat Viny terdiam. Bagaimana bisa Shani membahas seseorang yang sangat Viny benci. Apalagi terakhir Erzo menemui Shani hanya untuk menyakiti.
"Harus ya nanya Erzo?" Ujar Viny sudah dengan nada datarnya.
"M–maaf.." lirih Shani singkat namun Viny hanya diam setelahnya.
Tidak ada suara dari keduanya. Entah apa yang sedang memenuhi pikiran keduanya, yang jelas keadaan sudah menjadi canggung secepat itu hanya karena satu nama.
"K-kak.." Panggil Shani dengan nada yang masih terdengar ketakutan.
"Hm?"
Dan benar saja, Viny hanya menjawab singkat."Kak Viny marah?"
"Gak kok biasa aja. Lupain."
"Tap–"
"Aku maubtidur siang dulu ya. Capek banget. Kamu semangat latihannya. Hati-hati juga berangkatnya. I love you." Potong Viny tiba-tiba. Tentu hal itu membuat Shani sakit sekaligus semakin merasa bersalah.
Padahal bukan maksud Shani untuk membahas Erzo. Dia hanya bertanya, karena bisa saja dengan Erzo juga ikut selesai, itu berarti Erzo berhenti mengganggu Shani.
"I–i love you too, K–kak."
Viny langsung memutuskan sambungannya setelah Shani membalas ucapannya itu.
Entahlah.
Sampai saat ini dia masih sensitif jika mendengar nama Erzo. Apalagi yang terakhir Viny ketahui, Erzo hampir menyakiti Shani. Hampir berbuat hal yang benar-benar buruk terhadap kekasihnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Terakhir [END]
Hayran KurguDua perempuan yang dipertemukan untuk saling mencinta. Ini takdir. Dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Karena cinta adalah cinta, hingga detik terakhir.