Cantik

2K 131 19
                                    

"Sayang, sana turun ih."

"Takut kaak."

"Kenapa harus takut si, hm?"

Kini Viny sudah melepas seatbelt-nya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Shani kemudian mengelus pipinya.

".. sini-sini peluk dulu. Kamu tuh jangan terlalu mikirin banget. Dibuat santai aja. Yakin aja kalo kamu pasti lulus. Ayok ah bisa. Masa Shani gini sih."

Shani masih terdiam menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Viny.
Perlahan hatinya tenang kala mencium aroma harum tubuh Viny. Tidak dipungkiri, kakaknya itu memang selalu membawa ketenangan.

"Aku sayang kakak. Semoga wangi parfum kakak gak ilang sampe kelar."

"Ih kok gitu haha? Kenapa coba?"

"Kakak selalu nenangin aku. Aku nyaman kalo nyium wangi kakak. Tenang gitu rasanya."

"Yaudah nih parfum aku bawa aja." Ujar Viny melepaskan pelukannya dan merogoh tasnya untuk mengambil parfum miliknya.

"Yaudah aku bawa ya. Makasih kakak. Aku turun dulu. Doain aku teruus."

Shani pun segera membuka pintu mobil Viny, namun belum sempat terbuka sempurna, tangan Viny menahannya.

"Aku gatau, kenapa kamu cantik banget hari ini, Shan. Cantik lebih lebih cantik dari biasanya. Apalagi pake kacamata gini." Bisik Viny.

"Aa kakak bisa aja.. jadi malu aku." Ujar Shani diakhiri tawanya kemudian memeluk Viny.

"Good luck, sayang. You can do it, i'm sure of it!" Bisik Viny penuh keyakinan, kali ini diakhiri dengan kecupan lembut di kening Shani.

"Makasih kak. Bismillah ya.. aku turun dulu."

Bleg!

"Dahh!" Ujar Viny ketika sudah menurunkan kaca jendela mobilnya.

"Dahh! Hati-hati di jalan." Balas Shani diangguki oleh Viny.

Viny langsung melajukan mobilnya untuk ke kantor hari ini. Hari ini merupakan hari produktif untuk Viny karena ada project baru dan survey yang akan dilakukan.

•••

"Hah Erzo yang ikut nge-lead? Kenapa ya rasanya males banget. Padahal gue ga yakin dia orangnya. Tapi kenapa firasat gue bertolak belakang?" Ujar Viny dalam hati.

Sepulang mengantarkan Shani ke kampusnya, Viny harus putar balik lagi ke arah Jakarta Pusat. Karena kali ini Viny dan yang lainnya akan survey di tempat daerah sekitar sana. Hal itu sangat tidak masalah bagi seorang Viny. Karena sejauh apapun itu, akan Viny jangkau demi Shaninya.

"Eh, kamu yang namanyaa..Viny ya?"

"Iya, kenapa?"

"Ayo ikut aku sama Kevin, kita bahas bagian ini." Ajak Erzo kemudian menunjukkan sebuah dokumen penting pada Viny.

Viny hanya mengangguk dan tersenyum malas. Dia pun tidak tahu, kenapa mood-nya tiba-tiba memburuk kalau di dekat laki-laki itu.

"Kamu dari kampus mana?" Tanya Erzo ketika sedang berjalan menelusuri bangunan itu.

"......"

"Ohh jauh ya sama rumah kamu. Tangerang kan?"

"Iya makanya aku milih magangnya di Andramatin yang di Tangerang biar deket rumah."

"Eh iya, denger-denger kamu member JKT48? Bener?"

"I–iya bener."

"Wahh, berarti kenal dong sama Shani??" Tanya Erzo antusias.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang