Beb

1.9K 159 95
                                    

"Ini kak lagi lagi.."

"Satu lagi yaa abis itu udah."

Viny pun terpaksa membuka mulutnya untuk kembali menerima suapan es krim dari Shani.

"Enak tau padahal kenapa sih?"

"Kenyang, Shanii aku tadi baru sarapan. Lagian kan aku bawain buat kamu."

"Nih lagi aa.."

"Gamau ih udah..."

"Haha sekali lagi ini aa.."

"Shani ih kenyang akunya.."

Shani terus memaksa menyuapkan es krim itu ke mulut Viny padahal berkali-kali Viny menolaknya. Akhirnya kerusuhan kecil terjadi sesekali Viny menahan tangan jahil Shani. Mereka seolah-olah berperang es krim dan tertawa geli. Sampai akhirnya..

"Assalamualaikuum.." Sontak keduanya menoleh ke sumber suara dan terkejut, "Ups ada tamu.."

"Kak Beby.." Lirih Shani sudah dengan wajah paniknya namun tangan masih memegangi sendok yang diarahkan ke mulut Viny.

Shani meletakkan sendok dan berdiri, "Masuk Kak.."

"Shan aku pulang dulu." Pamit Viny memasang wajah datarnya sambil mengambil totebag dan ponsel yang dia letakkan di sofa.

Namun sebelum Viny memulai langkahnya, Shani menahan tangan Viny, "Kak, jangan pulang.."

"Aku mau apa di sini? Bakalan ganggu juga kan?" Viny melepaskan genggaman tangan Shani pelan, dan tetap melanjutkan niatnya.

Shani pun mengikuti langkah Viny sampai di depan pintu, "Kak, Kak Viny tunggu duluu.."

Sayangnya, Viny tetap pada keputusannya. Dia sudah merasakan sakit. Air matanya lolos begitu saja ketika sudah masuk ke dalam mobil dan menancap gasnya. Sakit, benar-benar sakit.

Shani hanya bisa pasrah. Matanya berkaca-kaca namun dia tahan agar tidak jatuh karena merasa tidak enak dengan Beby yang sudah duduk di sofa.
Akhirnya dia kembali masuk dan menghampiri Beby dengan wajah yang sedikit masam.

Beby mendekat menghampiri Shani, "Aku kira kamu beneran udah putus sama dia."

"A–aku emang udah putus, Kak."

"Cara kamu perlakuin Viny masih sama kaya waktu pacaran."

"Hhh.. maaf."

"Aku tau kita belum jadian. Aku tau kamu bilang jalanin gini dulu. Gagimi caranya, Shan. Kamu makin ngasih aku harapan."

Mata Shani kembali berkaca-kaca, menatap Beby penuh rasa bersalah, "Aku gak maksud gitu, Kak.. A–ak–"

"Aku cinta sama kamu." Potong Beby menatap wajah Shani yang hanya berjarak dua jengkal dari wajahnya.

"Kak.." Air mata Shani lolos mendengar itu.

"Gapapa kalo kamu gak bales perasaan aku. Aku cuma pengen jagain kamu, nyayangin kamu. Aku ngerasa gak rela kalo kamu disakitin sama Viny terus."

"Maafin aku.." Shani menunduk, benar-benar merasa bersalah. Padahal bukan sepenuhnya kesalahan Shani.

"Hey.. kamu gak salah." Beby meraih dagu Shani agar menatapnya.

"Izinin aku jagain kamu. Izinin aku menyayangi kamu." Perlahan Beby mendekatkan wajahnya ke wajah Shani. Awalnya Shani sedikit terhipnotis, untungnya dia langsung sadar bahwa dirinya masih mencintai Viny.

Dengan cepat Shani sedikit menghindar dari perlakuan Beby saat ini tanpa berkata apapun. Beby mengerti. Shani masih sangat menyayangi Viny dan tidak rela jika Beby mencuri ciuman di bibirnya.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang