Bleg!
"Yuk jalan!"
"Kaak.."
"Hhh.. iya-iya." Ucap Viny dengan malasnya.
Akhirnya Viny pun melajukan mobilnya menuju ke bandara.
Iya. Hari ini Viny mengantarkan Shani yang akan berangkat ke Jepang. Rasanya malas sekali. Bagaimana tidak? Dia akan bermalam tahun baru sendirian, tanpa Shaninya itu."Sayang kita puter balik aja ya." Ujar Viny memecah keheningan.
"Apaan deh kak? Jangan gitu ah, ini udah tugas aku."
"Ya tapi masa ga ketemu kamu 5 hari. Mana gak tahun baruan bareng. Sedih aing." Ujar Viny memukul stir mobilnya pelan.
Shani memeluk lengannya dan menyenderkan kepalanya di pundak Viny, "Sayang, kita kan masih bisa video call, telfonan, chatting. Kok sedih gitu sih."
"Hh.. ya kamu di sana seneng-seneng. Sementara aku di rumah nyepi aja."
"Yaudah aku izinin kamu keluar sama temen kamu. Kak Rachel kek, Kak Nadila kek atau Kak Lidya."
"Gak mau. Maunya Cani." Ujar Viny dengan suara manja dan wajah cemberutnya.
Shani terkekeh,"Gemesin banget ciih pacar siapaa?" Ujarnya sampil mencubit kecil hidung Viny.
Sepanjang perjalanan menuju ke bandara, selalu terjadi perdebatan kecil yang menggemaskan di antara keduanya. Bahkan tidak terasa mereka sudah tiba di bandara.
"Udah ah jangan cemberut gitu." Ujar Shani mengelus lembut pipi Viny.
Sementara Viny masih betah menatap lekat mata Shani. Dia benar-benar tidak ingin jauh dari kekasihnya itu. Sehari saja dia rindu, apalagi selama lima hari tidak bertemu, dengan berbeda negara pula.
"Kangen." Ujar Viny memeluk Shani yang masih berada di dalam mobil.
"Hahaha duhh kacian banget cii .. belum juga sedetik aku di Jepang." Shani membalas pelukan Viny.
"..yaudah aku turun ya. Ntar aku telat." Sambung Shani sambil melepaskan pelukannya.
"Hm.. aku anterin." Ujar Viny yang langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Shani.
"Makasih sayang muah." Ujar Shani diakhiri kecupan singkat di pipi Viny.
Viny tersenyum, namun tidak se-lebar biasanya.
"Yuk! Sini kopernya aku bawain."
"Idaman." Ujar Shani tersenyum dan memeluk lengan Viny.
Merekapun akhirnya menuju gate sampai akhirnya bertemu salah satu staff JKT48 yang akan menemani Shani selama di Jepang nanti.
Setelah Shani berangkat, dengan berat hati Viny melangkahkan kaki menuju mobilnya untuk pulang.
"Hahh.. lima hari. Semangat, Vin!" Monolognya menyemangati dirinya sendiri.
Dia kemudian melajukan mobilnya, namun kali ini bukan untuk pulang ke rumahnya. Dia berniat untuk bertemu dengan seseorang yang beberapa hari ini tidak dia temui. Hingga pada akhirnya, Viny sampai di sebuah tempat yang tidak asing baginya.
Ting tong!
Ting tong!
"Iya bentaar!" Teriak orang itu dari dalam rumahnya.
Ceklek!
"Vin.." panggilnya dengan suara lirih.
Ketika dia akan menutup kembali pintunya, Viny segera menahannya, "Nad.. bentar aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Terakhir [END]
FanficDua perempuan yang dipertemukan untuk saling mencinta. Ini takdir. Dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Karena cinta adalah cinta, hingga detik terakhir.