DETIK TERAKHIR PART II

1.1K 140 23
                                    

Halo guys! Apa kabar??
Maaf banget, aku gabisa move on dari ff ini:((
Menurutku ini ff paling ngefeel walaupun rada random. Jadi aku mau bikin part 2 tapi masih dalam satu ff biar enak aja. Hahaha

***

Dua bulan telah berlalu. Itu artinya hubungan Shani dan Viny yang kandas sudah berjalan se-lama itu. Tapi, buian berarti keduanya sudah bisa saling melupakan. Walaupun akhir-akhir ini Shani mulai mau untuk pergi dengan Erzo, pikirannya masih tetap pada Viny.

Mereka berdua sudah lama tidak saling bertukar pesan. Alasannya karena Viny tidak mau mengganggu hubungan Shani dan Erzo. Dia juga ingin fokus pada kerjaan barunya.

Sementara Shani, dia pesimis. Dia perpikir bahwa hubungannya dengan Viny tidak akan bisa kembali lagi. Untuk itu, dia berusaha melupakan Viny dengan cara mencoba tidak menghubunginya. Namun bagaimana bisa? Wajah Viny saja selalu menghantui pikirannya.


Sore ini, Viny mengantarkan Nadila ke tempat kantor JKT48 untuk latihan bersama JKT48 Acoustic, karena dia sedari pagi di rumah Viny. Viny juga berniat untuk ke rumah Lidya setelah ini. Tentu Viny menyempatkan untuk masuk ke dalam karena rindu dengan suasana tempat latihan.

Namun ketika dia akan keluar, dia berpapasan dengan dua oramg yang baru saja sampai untuk latihan hari ini.
Tidak lain dan tidak bukan adalah Shani, mantan kekasih Viny.

Keduanya hanya bisa terkejut saling menatap. Namun tidak untuk Gracia.

"Ka Inyiii! Kangeen." Seru Gracia memeluk Viny, yang tentu dibalaa oleh Viny, "Kangen Gege jugaa."

Akhirnya Viny ada alasan untuk menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Kak Viny ke sini mau apa?" Tanya Gracia setelah melepaskan pelukannya. Shani? Dia hanya menunduk tanpa berkutik.

"Oh, tadi nganterin Nadila. Abis maen ke rumah. Sekalian ini mau ke Lidya sih."

"Yaahh, sini dulu dong Kaak. Kak Lidy suruh ke sini ajaa." Rengek Gracia sembari menggoyang-goyangkan lengan Viny.

Viny terkekeh, "Gabisa Gee. Aku udah janji ntar dia ngamuk pusing aku."

"Heuumm! Yaudah hati-hati ya Kak. Kapan-kapan main loh. Dadahh!"

"Gracia!" Ada sensei yang memanggil Gracia dari dalam. Mungkin karena saat ini dia Kapten Team KIII.

"Kak aku masuk duluan ya dahh."

Gracia masuk ke dalam sambil berlari, meninggalkan Shani dan Viny di luar. Viny hanya memandangi wajah mantan kekasihnya yang sudah sangat lama tidak dia temui.

Shani awalnya tidak sadar jika Gracia sudah menghilang. Setelah dia sadar, dia melangkahkan kakinya namun tangannya ditahan oleh Viny. Tatapan mereka bertemu.

"Kamu, apa kabar?" Tanya Viny membuat Shani gugup, lalu berbalik menghadap Viny.

"Aku? Aku baik." Viny tersenyum namun dengan tatapan rindunya.

Shani sesekali menunduk karena di situasi seperti ini sangat tidak enak.

"Udah lama banget gak ketemu." Shani hanya tersenyum kecil sambil mengangguk.

"Eumm, yaudah aku duluan ya. Semangat latihannya."

"Iya, makasih." Balas Shani masih menunduk.

Setelah Viny menjauh dari hadapannya, Shani menoleh, menatap punggung Viny. Ada rasa sesak di dada Shani karena pertemuan ini. Air matanya tiba-tiba terjatuh tanpa dia duga.

Bagaimana tidak? Orang yang selama ini selalu tahu kabarnya setiap hari, orang yang selama ini menjaganya, kini hanya bisa mengobrol dalam waktu kurang dari 5 menit. Menyakitkan.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang