Shani berjalan kesana-kemari di dalam kamarnya secara perlahan. Pikirannya sedang dipenuhi oleh kejadian tadi.Entah kenapa dia merasa cemas akan itu. Cemas jika mereka berdua benar-benar sudah menjalin hubungan. Dia mungkin merasakan sakit hati saat ini, namun ada satu hal yang membuatnya dilema. Dan dia belum tahu itu apa.
Sementara di kamarnya, Viny membaringkan tubuhnya di atas kasur. Mengecek dan kembali meletakkan ponsel secara terus-menerus. Merasakan kegelisahan yang sama dengan Shani.
"Ya ampuun! Kenapa sih?? Kenapa rasanya harus gini??" Kesal Viny sembari mengusap kasar wajahnya.
•••
"Vin.."
"Hmm."
Mama Viny berjalan menghampiri Viny yang sedang menyantap sarapannya di meja makan.
"Besok kan papa sama mama ulang tahun pernikahan, malemnya bikin acara kecil gitu yuk."
"Acara? Acara apaan, mah?"
"Makan malam boleh. BBQ gitu kaya biasa."
Viny meletakkan pisau dan sendoknya, lalu memandangi mamanya, "Sekeluarga doang? Sepi dong. Kita kan cuma berempat."
"Yauda kalo gitu ajak sepupu-sepupu kita. Ajak Vany, Reno, Adit, Felma dan yang lain. Mama pengen rame sekali-sekali."
"Hmm, yaudah ntar mama aja yang ngajak lewat grup keluarga besar. Kan itu acara mama sama papa. Viny sama Viddy tinggal bantu."
"Nah gitu dong.."
Keduanga tersenyum, dan Viny kembali menyantap sarapannya.
"Eh Vin.. Ajak Shani juga ya.."
Sontak Viny langsung tersedak makanan yang sedang berusaha dia telan.
"Kebiasaan deh kalo makan buru-buru! Kalo bangun yang pagi makanyaa."
"Mama ngajak ngomong muluuk."
"Mama tuh lagi diskusi ya. Lagian nyantai kok.. atau jangan-jangan.. kamu kaget mama ajak Shani?"
Viny terlihat gugup, "M-mana adaa?? Ya ngajak tinggal ngajak. Kan aku bilang, mama yang ngajak karena mama yang punya acara."
"Loh kan kamu bilangnya mama ngajak keluarga. Kalo Shani ya kamu yang ngajak. Gimana sih? Ajak Lidya, Yona juga sekalian. Mama kangen banget sama mereka bertiga."
"Ck! Udah ah Viny berangkat dulu. Bye maah assalamualaikum!"
"Ehh..bukannya abisin duluu!"
•••
Seperti biasa, hari ini ada jadwal latihan untuk Shani dan yang lain. Namun beruntungnya, hari ini mereka hanya diberi jadwal 3 jam untuk latihan. Jadi tidak terlalu padat dan Shani bisa pulang lebih awal.
"Shani.."
Shani meneguk air minum terlebih dulu sebelum menoleh ke arah sumber suara.
"Iya, Kak. Ada apa?"
"Jadwal kamu besok malem diganti sama Gracia dulu ya. Kamu kemaren udah. Takut kecapekan nanti." Ujar sang manager.
"Oke kak. Makasih yaa."
"Shan, kantong mata gede amat. Gak tidur ya semalem?"
"Tidur dong. Aku bukan zombie kali kak." Shani terkekeh menjawab pertanyaan Gaby.
"Paling juga lagi overthinking." Gracia duduk menimbrung keduanya.
"Paan deh, Ge. Biasa aja."
Gaby terlihat memandangi Shani. Dia teringat sesuatu untuk disampaikan pada Shani soal yang dia lihat semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Terakhir [END]
FanfictionDua perempuan yang dipertemukan untuk saling mencinta. Ini takdir. Dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Karena cinta adalah cinta, hingga detik terakhir.