Hari senin, merupakan hari dimana Shani kembali merasakan kebosanannya di rumah karena libur dari kegiatannya di JKT48. Sementara Viny harus masih menyibukkan dirinya dengan kuliah dan magangnya.
Seperti biasa Shani yang sudah sejak jam setengah 6 terbangun, kini memanfaatkan waktu luangnya untuk menonton drama kesukaannya di laptop. Sesekali mengecek ponselnya yang sedari tadi tidak ada pesan dari Viny, padahal sekarang sudah jam 10 pagi. Tidak biasanya.
Ting tong!
Bell rumahnya berbunyi ketika dia sedang asyik menikmati drama kesukaannya. Mendengar itu, Shani menjeda drama yang ditontonnya dan langsung turun untuk membukakan pintu rumahnya.
"Siapa deh jam segini dateng? Tumben amat." Gumam Shani sembari menuruni tangga.
Ceklek!
"E-erzo?"
Erzo tersenyum lebar melihat gadis cantik yang sudah berada dihadapannya, "Hai, Shan."
Sementara Shani masih menatapnya bengong, entah apa yang dia pikirkan sekarang.
"Shan?" Erzo memanggil Shani dengan melambaikan tangannya di depan wajah Shani. Seketika lamunannya tersadar.
"Eh.. yuk masuk.."
Shani akhirnya mempersilahkan Erzo masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Terlihat canggung dan saling diam dengan Shani yang menaruh satu tangan di pinggang, dan satunya lagi untuk menopang dagu. Namun Erzo memulai membuka obrolannya, "Kamu hari ini libur kegiatan kan?"
"Iya. Engg.. emang kamu gak ngantor?"
"Gak kok. Hari ini aku free. Papa yang handle."
"Ohh iya."
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Sesekali Shani memainkan ponselnya, menunggu Viny yang tak kunjung membalas pesannya.
"Shan.."
"Hm?" Balas Shani yang masih berkutat dengan ponselnya.
"Aku mau nanya sesuatu boleh?" Kali ini Shani menoleh karena terdengar nada serius dari mulut Erzo.
"Silahkan.."
"Maaf sebelumnya, kamuu.. Beneran pacaran sama Viny?"
Pertanyaan itu sontak membuat Shani terkejut dan memalingkan wajahnya. Entah rasa malu atau takut yang menghantuinya saat ini. Ah, mungkin dia hanya belum siap jika Erzo mengetahuinya.
"Shan jawab.."
"I-iya bener." Shani menjawab namun dengan menundukkan kepalanya
"Sejak kapan? Kenapa kamu bisa gini, Shan?"
"Hhh.. Hampir 4 tahun lalu. Aku gatau. Nyatanya aku sama dia saling cinta dan saling sayang. Dia hidup aku, Zo."
"Keluarga kamu gatau kan?" Shani tersenyum mendengar pertanyaan itu, "Mereka tau. Bahkan udah deket sama Kak Viny, dan aku juga udah deket sama mama Kak Viny."
"Apa kamu yakin bakal jalanin ini sampe nanti?"
"Aku gatau kedepannya bakal gimana sama Kak Viny. Awalnya dulu orang tua kita sempet kaget. Tapi mereka emang udah tau kita seberapa deket dan udah kaya kakak adek. Apalagi kita satu kerjaan, dan di kerjaan itu ada golden rules. Waktu orang tua kita tau, kita sempet dilarang buat ketemu, komunikasi. Dan berakhir diem-dieman kalo di theater. Sampe akhirnya Kak Viny deket sama seseorang, dan itu ketahuan fans. Akhirnya dia di turunin ke trainee. Itu cukup buat Kak Viny frustasi dan tentunya aku, aku juga ngerasain sakit liat dia dihujat sana-sini. Akhirnya aku coba nenangin, dateng ke rumah dia. Orang tua dia ngerti, Kak Viny membaik setelah aku dateng dan nenangin dia. Begitu juga orang tua aku.." Shani menjeda kalimatnya, mengusap air matanya yang sudah mengalir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Terakhir [END]
FanfictionDua perempuan yang dipertemukan untuk saling mencinta. Ini takdir. Dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Karena cinta adalah cinta, hingga detik terakhir.