Shani

1.7K 142 17
                                    

"Udah sana turun. Nad awasin cewe gue yaa!"

"Yaelah uda kaya anak bayi aja lo kak pake diawasin."

Saat ini Viny tengah mengantarkan Shani dan juga Nadila yang ikut menebeng mobil Viny untuk tapping acara di salah satu stasiun televisi swasta.

Namun bukan Viny namanya jika tidak berlebihan, apalagi jika sudah berkaitan dengan Shani-nya itu. Iya. Over protective!

"Takut ada yang godain aaja."

"Apaan deh kak lebay." Ujar Shani kemudian turun dari mobil dan menutup pintunya.

Viny menurunkan kaca mobil untuk sekedar melihat Shani-nya itu agar lebih jelas, "Sayang.."

"Apa?"

Shani masih bingung dengan Viny yang tersenyum tidak jelas, "Kenapa kaak?"

Hanya jari telunjuk yang menjawab dengan memberi isyarat menunjuk ke bibir Viny.

"Ih apasih?! Udah sana pulang."

Viny meminta jatah ciuman Shani sebagai tanda perpisahan. Alhasil Shani hanya menunjukkan 'sok jual mahal'-nya itu. Bagaimana tidak? Kakaknya itu sangat tidak tahu tempat. Terlebih lagi ada Nadila dan beberapa member lain yang sudah datang.

"Jahat banget sii.." Ujar Viny menunjukkan wajah sok cemberutnya, "nanti jemput gak?"

"Gausah!" Dengan tegas Shani menjawab kemudian segera berlalu menyusul teman-temannya yang sudah terlebih dulu masuk.

"Galaque mode on by Shani Indira Natio hahh." Gumam Viny pasrah di depan kemudi.

Kemudian Viny langsung menancap gasnya untuk menuju ke suatu tempat. Kebetulan hari ini dia hanya pergi ke kampus saja, tidak ada urusan kantor yang mengganggu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, Viny sampai di sebuah cafe di pusat Jakarta.

Terlihat sudah ada seorang gadis di meja yang sedang Viny tuju. Apakah Viny sebelumnya memang sudah membuat janji dengannya?

"Hai!"

Gadis yang sedang memainkan ponselnya pun langsung menoleh ke arah Viny, "Eh hai!"

"Maaf ya lama."

"Iya gapapa kok santai aja."

Viny duduk dan keduanya langsung memesan minuman dan makanan kesukaan masing-masing.
Entah tujuan mereka bertemu untuk apa.

Bukankah Viny sudah berjanji pada Shani untuk tidak mendekati perempuan lain?

"Jadi mau cerita apa?" Nadse memulai membuka obrolan.

"Maaf ya aku curhat ke kamu.. ee.. beberapa waktu lalu orang tua Shani bilang, katanya hubungan aku sama dia harus selesai.."

Mendengar itu, Nadse langsung mengernyitkan kedua alisnya karena merasa kaget, "Kok bisa??"

"Aku juga gatau. Katanya Shani emang udah dijodohin sama Erzo, cowo yang aku ceritain ke kamu itu. Ya aku tau si hubungan aku sama Shani emang gak wajar. Tapi gimana aku bisa lakuin itu?"

Kali ini Viny sudah merasa frustasi akan hal itu, masalah yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.
Dia menjatuhkan kepalanya di atas meja layaknya orang tertidur saat sedang belajar.

Nadse merasa prihatin atas apa yang Viny alami sekarang. Sejujurnya dia juga tidak tahu harus melakukan apa, memberi motivasi apa. Karena dirinya juga pernah bahkan sedang dalam fase berpisah dengan seseorang, yaitu orang yang dihadapannya sekarang, Viny.

"K–kamu tenang ya, aku tau banget rasanya.. aku yakin orang tua Shani gak akan segampang itu misahin kalian. Karena kan mereka tau sedeket apa kalian." Ujar Nadse sembari mengelus pundak Viny.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang