Maaf, Kak.

1.2K 130 73
                                    

Minggu pagi menjelang siang, Viny yang hampir 4 bulan ini biasanya disibukkan untuk rebahan dan membuat embroidery, kini sedang berada dalam perjalanan dengan mobil hitamnya.

Ketetapan New normal yang membuat Viny senang karena akhirnya bisa terbebas untuk keluar dari rumahnya. Yah, walaupun harus tetap menaati peraturan yang sudah diterapkan.

Viny mengambil ponsel yang berada di dalam totebag miliknya. Mencari nama seseorang yang akan dia hubungi. Padahal itu sangat bahaya untuk keselamatannya.

Tapi, mau bagaimana lagi? Dia sudah sangat antusias untuk memberi tahu kekasihnya bahwa dia sedang berada di dalam perjalanan menuju rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Shani.

"Good morning, Shani Indira!" Sapa Viny pada Shani melalui video call.

Terlihat Shani sedang berusaha membuka matanya melawan rasa kantuknya. Mungkin dia baru saja terbangun dari tidurnya.

Tapi, tidak biasanya Shani seperti itu.

"Morning, Kak. Eh Kakak.. di mobil?" Balas Shani dari seberang sana menunjukan senyum kecilnya.

Namun dia langsung mengernyitkan dahinya ketika sadar Viny sedang berada di dalam mobil.

"Beneeer!" Seru Viny dengan nada seperti anak kecil. Apa masih pantas dengan umur 24 tahunnya?

"Mau kemana?? Mana pake vidcall lagi, bahaya tauu!"

"Mau ke kamu sayang hehe."

Shani sedikit terkejut dan bangkit dari tidurnya, "Kok ga ada bilang ke aku??"

"Kan surprise. Kamu baru bangun jam segini? Tumben banget."

"Iya nih semalem gabisa tidur. Yaudah aku mau cuci muka dulu ya. Kakak hati-hati."

"Yaudah sana. Dahh see you.."
Viny memutuskan sambungannya kemudian terlihat memikirkan sesuatu.

'Perasaan semalem udah bilang ke gue ngantuk dan mau tidur' Batin Viny sedikit curiga. Namun dia segera menepis pikiran negatifnya.

Lagipula hari ini dia akan bertemu dengan Shani-nya itu. Jadi dia tidak mau menyia-nyiakan momen hari ini.

Viny juga berencana akan mengantar Shani pergi latihan di basecamp untuk pertama kali selama pandemi berlangsung. Sebenarnya nanti sore, namun Viny sudah tidak sabar ingin bertemu dan menghabiskan waktu dengan kekasihnya.

Sebelum sampai di rumah Shani, Viny terlebih dulu menuju ke Starbucks untuk membelikan salah satu minuman kesukaan Shani. Tentunya juga dia membeli kopi kesukaannya.

~

Ceklek

"Aa kangenn!" Seru Viny memeluk Shani yang mana membuat Shani terkejut.

"Kakaak! Kaget ihh. Yuk masuk!" Shani tidak membalas pelukannya namun langsung melepasnya dan menarik tangan Viny untuk masuk ke rumahnya.

"Kenapa gak bilang dulu ke aku coba? Tau gitu aku bangun pagi." Ujar Shani setelah duduk di sofa ruang tamu dengan melipat kedua tangannya di bagian perut.

"Aku mau nganterin kamu latihan. Yaa, sekalian main, kangen sama anak-anak." Viny menunjukkan cengirannya setelah mengatakan itu.

"Astaga kakaak. Itu kan masih nanti sore. Ini masih jam 9 ih!"

"Ya gapapa sih, Shan. Orang mau maen. Gaboleh?"

"Yya boleeh. Tapi aneh aja." Shani melirik ke arah plastik yang dibawa oleh Viny di tangannya, "Eh itu bawa apaan?"

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang