Jakarta Banjir

2K 140 18
                                    

"Halo, Pa"

"Papa gak bisa jemput. Hampir semua banjir. Minta jemput Viny ya. Kan dia lebih deket sama Bandara. Coba kamu telfon dia."

"Yahh. Kalo dia gamau gimana?"

"Masa sama pacarnya gak mau."

"Yaudah deh. Bye pah."

Hari ini merupakan hari dimana Shani kembali ke Jakarta. Namun sang papa baru saja memberi kabar bahwa beliau tidak bisa menjemput Shani karena kondisi Jakarta saat ini sebagian besar banjir dan susah dilalui kendaraan. Untuk itu, papa Shani menyuruhnya untuk meminta Viny menjemput, karena memang rumah Viny dekat dengan bandara.

Tuut!

Tuut!

"Halo, Sayang kenapa?"

"Aku udah di bandara. Papa gabisa jemput. Semua banjiiir."

"Ya terus?"

"Ishhh! Gak pekaan banget. Papa nyuruh aku, buat minta kamu jemput aku sayaang. Kan kamu deket bandara."

"Duh.. aku lagi ada kegiatan bentar ya. Bentar lagi selesai kok."

"Ck! Aku capek kakaak!"

"Iya iya bentar ya. Bentar lagi kelar. Ntar kalo udah aku chat kamu. Kamu beli makan atau minum dulu deh."

"Ck! Yaudah!"

Shani memutuskan sambungan secara sepihak. Terlihat kesal sekarang. Bagaimana tidak? Dia sangat lelah karena baru saja tiba di Jakarta, apalagi penerbangan dari Jepang.
Akhirnya Shani memutuskan untuk ke sebuah coffee shop ternama di Bandara Soekarno-Hatta. Dan memesan minuman kesukaannya.

"Duuh Kak Viny lama banget gak ngechat juga.." gerutu Shani kesal

".. apa aku naik taksi aja ya, terus ke rumah dia dulu.. iyadeh" Lanjutnya.

Pada akhirnya, Shani pun mencari taksi yang memang berada di sekitar bandara. Untuk menuju rumah Viny tentunya. Dia sengaja tidak memberi tahu Viny karena ingin menjailinya.

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, akhirnya Shani tiba di rumah kakaknya itu.

Ting tong!

"Mamah di rumah ngga ya?" Gumamnya sambil iseng mengintip jendela rumah Viny.

Ting tong!

Ceklek!

"Eeh Sayang!" Sapa mama Viny yang langsung memeluk Shani.

Shani tersenyum lebar.

".. kamu kemana aja kok nggak pernah kesini.. eh! Kok bawa koper? Kamu kabur? Apa kebanjiran?"

"Hehe ngga, Mah. Aku abis dari Jepang."

"Ooh iya ya lupa. Yuk masuk yuk!" Ajak mama Viny ke ruang tamu.

"Kamu naik taksi? Kenapa ngga minta jemput Viny?" Tanya mama ketika sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Diaa.. lama mah. Tadi Shani udah nelfon. Tapi dianya lagi ada project gitu. Terus Shani disuruh nunggu di cafe. Tetep aja gak ngechat. Yaudah akhirnya naik taksi. Tapi Shani belum bilang dia heheh."

"Hmm.. emang dia tuh kalo sibuk, sibuk banget. Maafin ya? Udah biarin gausah bilang. Kerjain aja." Ujar mama Viny diakhiri kekehan isengnya.

"Hahah iya mah emang gitu niatnya."

•••

"Hahh kelar juga akhirnya.. ehh! Shani gue!"

Viny telah menyelesaikan kuliahnya hari ini. Hampir saja dia melupakan Shani. Dengan sigap dia langsung memgambil ponsel dari saku celananya dan menelpon Shani.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang