Mengulang Kembali

806 113 19
                                    

Kedua langkah kakinya berjalan memasuki gerbang rumah Viny. Dia hanya memakai baju simple saja malam ini. Baggy pants dan kaos tanpa lengan, dibalut dengan cardigan berwarna hitam pun sudah membuatnya terlihat anggun malam ini. Apalagi dengan rambut lurusnya yang tidak diikat.

Beberapa pasang mata memperhatikannya. Tentu para sepupu Viny.

"Cantik banget tuh siapa?" Bisik Felma, adik sepupu Viny.

"Iya weh gila cantik banget!" Kali ini Reno.

Sementara Vany memutar bola matanya melihat reaksi keduanya, "Itu Shani."

Keduanya menoleh menunjukkan ekspresi cengonya.

"Lah, lo tau kak?"

"Tau lah. Viny kan sering cerita ke gue."

"Dih parah banget Viny gapernah bilang kalo punya temen cantik kaya bidadari."

"Lebay lo!" Teriak Felma sambil menoyor Reno.

Shani akhirnya bertemu mama Viny setelah dia menahan malu karena diperhatikan banyak orang yang bahkan tidak dia kenal. Bahkan orang tua mereka juga ikut.

Hanya ada satu yang Shani tau. Vany. Dia kenal dengan Vany. Vanylah yang mengetahui hubungannya dengan Viny dulu.
Dia seumuran dengan Viny, dan dia orang yang paling sering Viny jadikan tempat cerita daripada sepupunya yang lain.

"Shanii.. akhirnya datang juga.." Mama Viny menyapa Shani dengan sangat bahagia, lalu memeluknya.

"Shan.."

Suara Viny membuat Shani menoleh.

"Kamu sama Viny dulu ya. Mama mau nyiapin dulu."

"B-biar Shani bantu m–"

"Udah kamu sini aja dulu, yah?"

Dengan pasrah, Shani menuruti apa kata mama Viny. Namun dia hanya bisa terdiam, bingung harus bagaimana.

"Kak Lidya sama Kak Yona belom dateng?" Shani bertanya pada Viny ketika Viny mendekatinya.

"Mereka gak bisa dateng."

"Hah?? Terus.. aku sendirian dong??"

Viny terkekeh melihat ekspresi lucu Shani. Sangat lucu.

"Kan banyak orang tuh, tuh. Sendiri gimana?"

"Yaa.. maksudnya, aku orang luar sendirii. Kan yang lain keluarga."

"Kamu juga keluarga." Ujar Viny diakhiri senyumnya, yang mana membuat Shani menunduk salah tingkah.

"Hai Shani!"

Shani segera menoleh dan tersenyum, "Hai, Kak."

"Van, ngagetin ah!"

"Orang gue manggil Shani."

"Ya gue yang kaget!"

"Btw kalian awet banget deh. Keren."

Mereka berdua terdiam mendengar perkataan Vany.

"Gue kayanya salah nih ke sini sendirian. Tapi yang tau cuma gue."

Viny ikut duduk di sebelah Vany.

"Shan, gamau duduk?"

"Hah? I-iya kak."

Vany menatap keduanya aneh secara bergantian. Tidak seperti dulu. Mereka jadi lebih dingin dari biasanya.

"Vin, dia masih pendiem aja sih? Atau lo lagi berantem?" Bisik Vany ke telinga Viny.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang