Handshake kuy!

1.9K 151 21
                                    

"Sayang nanti kalo di bilik ada yang ngasih cincin lagi jangan diterima!" Ujar Viny tiba-tiba.

Kini keduanya sudah berada dalam perjalanan menuju theater karena akan melaksanakan Handshake Event.
Tidak seperti biasanya, handshake kali ini dilaksanakan di theater setiap bulannya.

Ya beberapa waktu lalu management JKT48 mengumumkan bahwa JKT48 akan melaksanakan handshake selama sebulan sekali di theater. Namun akan tetap ada Handshake Festival di sebuah Venue yang besar setiap tiga bulan sekali.

"Kakak jangan gitu aah. Aku takut banget jujur deh semalem digituin. Pengen meluk kamu rasanya tapi inget tempat. Yauda aku kabur ke belakang."

Ya. Semalam sewaktu show, ada seorang fans yang tengah merayakan MVPnya dengan Shani. Dia merupakan orang dari Jepang yang terkenal Lord dari segala Lord di JKT48.

Saat sedang melangsungkan speech, dengan tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah kotak merah yang berisi cincin. Yap! Dia melamar Shani!

Sontak semua member dan siapapun yang ada di sana kaget dan mengeluarkan suara gemuruhnya.
Shani yang diperlakukan seperti itu pun speechless dan merasakan ketakutan kemudian sedikit berlari ke arah backstage.

Namun hal itu hanya bercanda. Katanya. Mungkin yang dia lakukan hanya sekedar ingin menunjukkan betapa tulusnya dia mendukung seorang Shani.

"Lagian bisa-bisanya gitu. Dibuat sakit mulu gue sama banyak cowo. Kamu gausah sempurna-sempurna napa, Shan huh."

"Ya kamunya aja cemburuan. Mana mungkin aku bakal sama mereka. Apalagi bule di MV itu."

Perdebatan kecil pun dimulai meski sedang dalam perjalanan. Awalnya Viny hanya bercanda, tapi lama-lama dia ingat akan Erzo. Viny terdiam. Mood dia mulai memburuk ketika mengingat orang itu. Apalagi saat ini mereka sering bertemu di kantor.

"Kalo sama Erzo mungkin kan." Ujarnya datar membuat Shani memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam, "Kak. Udah deh.. gausah bahas dia dulu. Please aku gamau handshake aku ancur. Aku gamau fake smile di depan fans."

Viny terdiam. Ekspresinya berubah tidak mengenakan.

Rasa sakit itu kembali muncul. Hal itu membuat pikiran Viny tidak terkontrol. Entah sengaja atau faktor emosinya, Viny melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Kak, pelanin mobilnya." Ujar Shani setelah menyadari kecepatan mobil mulai bertambah.

Viny masih dengan serius menyetir tanpa menurunkan kecepatannya.

"Kak kamu denger aku ngga sih?! Pelanin mobilnya aku takuutt!" Teriak Shani mencengkram lengan Viny dan sedikit mengumpat di bahu Viny.

Mendengar teriakan Shani, Viny langsung menurunkan kecepatannya dan mengelus pipi Shani, "Maaf.. aku kebawa emosi."

"Gak seharusnya kamu gitu, Kak." Ujar Shani yang sudah menjauhkan kepalanya dari Viny. Viny langsung meraih tangan Shani dan menciumnya, "Maafin aku sayang. A–aku.. aku juga gatau kenapa sakit banget kalo keinget dia. Akhir-akhir ini aku juga gak fokus kerja karena sekantor sama dia."

Shani memeluk lengan Viny dan menyenderkan kepalanya, "Kakak, dengerin aku. Aku gatau kedepannya bakalan gimana. Tapi kamu harus tau, kamu harus inget. Sekarang, aku cuma cinta dan sayang sama kamu. Aku cuma punya kamu, dan kamu cuma punya aku." Ujar Shani menekankan kata per katanya sambil bergantian menunjuk hatinya dan hati Viny.

Sontak Viny langsung memeluk kekasihnya itu dan mencium puncak kepalanya, "Makasih sayang. Makasih udah mau sabar ngadepin sifat aku yang kaya gini. Tapi jujur aku sakit. Aku juga gatau kenapa. Maafin aku."

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang