"Si Viny gak ke sini, Cong?"
Lidya mengangkat bahunya tanda tidak tahu.
"Dia lagi galau keknya masalah ama Shani."
Yona mengerutkan alisnya, "Masalah apaan lagi dah?"
"Lah lo gatau seminggu ini Piny stress gara-gara bokapnya Shani nyuruh dia jauhin Shani?" Pertanyaan Lidya hanya dibalas gelengan kepala oleh Yona.
Ya. Yona saat ini sedang berada di rumah Lidya untuk menghabiskan akhir pekannya. Rencananya mereka dan juga Viny akan menginap bersama karena sudah lama tidak berkumpul karena kesibukan masing-masing.
Namun karena satu hal yang sangat menganggu pikirannya, Viny terpaksa tidak bisa ikut demi menyelesaikan masalahnya dengan Shani. Lagipula, masih banyak hal yang harus dia lakukan.
"Hhhh.. Gue jujur capek liat hubungan mereka berdua tuh. Tiap si Pini cerita gue bingung kudu ngasih saran apalagi saking seringnya berantem." Ujar Lidya.
"Yaelah itumah elonya aja punya otak gak ada jalan pikirannya." Timpal Yona diakhiri dengan melemparkan bantal ke wajah Lidya.
"Yee, sialan lo, Nek! Bukan gituu.. Nih ya lo tau sendiri kan mereka berdua tuh berantem mulu, dan kadang tuh berantemnya kaya yaudah mereka sendiri yang bisa nyelesain. Gapaham lagi gue sama mer—"
Ting tong!
"Ck! Bukain tuh, Nek.."
"Yee ini kan rumah lo. Ngapain nyuruh-nyuruh gue?"
"Aelaahh.."
Lidya bangkit dari duduknya dan membukakan pintu untuk tamu yang baru saja memencet belnya.
Ceklek
"Lah, gue kira lo gajadi ke sini."
"Izinin gue duduk ntar gue ceritainn."
"Iye iyee yauda buruu!"
Flashback on
"Kak aku gamau aku bisa pulang sendiri!" Teriak Shani ketika Viny memaksanya untuk masuk ke mobil.
Kemudian Viny segera lari dan masuk ke mobil, lalu menjalankan mobilnya sesegera mungkin.
"Kak kita ma–"
"Shan, kita tuh harus bicarain baik-baik. Kamu jangan lari gitu ajaa."
"Ya tapi semua udah jelas kan kak? Kak Viny bakal ninggalin aku kan?"
"Aku gak akan ninggalin kamu." Ujar Viny dengan penuh keyakinan tanpa menoleh ke arah Shani sedikitpun.
"Maksudnya?"
"Hhh.. Shan, mana bisa segampang itu siih??"
Shani menghela nafas dan menyenderkan tubuhnya ke kursi mobil. Dia melihat ke arah depan entah sedang memikirkan apa.
Keduanya terdiam, pikirannya dikelilingi masalah masing-masing. Sesekali Shani membuka ponselnya.
Shani membulatkan matanya, "Kakk.."
"Hm?"
"Nih liat!!!" Shani memperlihatkan sesuatu di ponselnya kepada Viny.
Sontak Viny terkejut dan segera menurunkan kecepatannya."Astaga kok bisa??! Gak ada fotonya kan??" Ekspresi wajahnya sudah tidak bisa dikontrol lagi.
"Bentar.."
"Astaga ada jugaaa! Nih.."
"Mampus deh kita.."Banyak sekali para shipper yang senang sekaligus terkejut saat itu juga. Bagaimana tidak? Semenjak Viny lulus dari grup itu, mereka sudah tidak pernah lagi terlihat jalan berdua.
Semasa masih satu kerjaan saja mereka jarang sekali ada momen, bagaimana sekarang. Para shipper sudah menganggapnya 'kapal karam'. Namun beberapa ada yang menganggap mereka sebenarnya masih sering berkomunikasi. Dan benar saja.
Sontak unggahan dari salah satu aku shipper tadi dibanjiri komentar, like, dan retweet.
@shipper1 gilasihh setelah 1000 purnama!!!
@shipper2 ini apaan woyy?? Aksjsjakl
@shipper3 gue udah ngira dari awal sih mereka beneran ada apa-apa
"Kak gimana ini mereka mau naikin trending??"
"Hahh?? Hhh oke tenang dulu Shan tenang. Kita ke rumah Lidya sekarang."
Flashback off.
Tbc. Pendekan dulu wkwk
Btw BARANGKALI ada yang mau apresiasi ff saya yang gak sempurna ini boleh loh, Bisa ke https://saweria.co/enorga
Tidak ada unsur pemaksaan yaa WKWKWK gn yall!
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Terakhir [END]
FanficDua perempuan yang dipertemukan untuk saling mencinta. Ini takdir. Dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Karena cinta adalah cinta, hingga detik terakhir.