Gimana, Shan?

670 105 16
                                    

Shani menyusul membaringkan tubuhnya di kasur, lalu menarik selimutnya

"Haahh, udah lama deh kayanya aku gak nginep di rumah Cici." Ujar Gracia memandangi lagit-langit kamar sambil tersenyum.

"Anak manja sih, jadi gak dibolehin mulu." Shani terkekeh setelahnya, yang mana membuat Gracia menoleh dengan wajah cemberutnya, "Gak gitu tauuk. Kan selama ini pandemi, jadi gak boleh nginep-nginep."

"Hmmm yayaya. Dah ah tid–"

Ponsel Shani yang sedang digenggam tiba-tiba berdering.

"Siapa Ci?"

"Temen."

Tap

"Halo, Bec."

"Shani.. Udah tidur ya?" Balas teman Shani yang akrab dipanggil Becca itu.

"Belum sih. Kenapa nih tumben malem-malem?"

"Hehe gapapa. Aku lupa mau bilang. Besok malem dateng ya ke birthday party aku. Gak sibuk kan?"

"Eh iya, besok kamu ultah ya. Jam berapa nih?"

"Dateng jam 7 aja. Jangan telat yaa.. Eh ajak itu juga siapa tuh.. Gracia ya?"

"Ajak Gracia? Dia diundang nih?"

"Iyaa, biar kamu gak sendirian. Soalnya aku cuma ngundang yang deket-deket aja, jadi temen kampus juga beberapa doang."

"Oke, kebbetulan anaknya di sini nih nginep." Shani terkekeh.

Gracia menoleh dan berbisik, "Apa Ci?"

"Kamu besok malem diundang ke ultahnya Becca. Ikut ya nemenin aku?"

"Boleh-boleh.. Sini Ci hpnya." Gracia merebut ponsel Shani, tentu Shani cengo melihatnya, "Kak Becca, makasih ya udah undang aku hehehehe."

"Iya Gracia, dateng yaa."

"Oke pastii!"

"Udah Ge sini." Shani merebut kembali ponselnya yangmana langsung dibalas 'decakan' kesal oleh Gracia.

"Bec, udah mau bilang itu aja?"

"Ummm, oiya. Kamu udah.. bilang sesuatu ke Kak Viny tentang aku belom yang kemaren aku bilang?"

Deg!

Senyum Shani memudar.

"Shan.."

"Aah, itu.. Maaf ya Becca. Aku belom sempet ketemu dia lagi."

"It's ok, Shan. Aku ngerti kok kalian sama-sama sibuk hehe. Eh btw besok dia juga aku undang loh."

"O-oh ya? Dia dateng dong pasti?"

Shani merasa ada perasaan aneh yang muncul dalam dirinya. Dia seolah-olah merasa tidak nyaman jika Becca membahas tentang Viny seperti ini.

"Aku paksa dateng sih tadi pas di kantor." Becca terkekeh setelah mengatakan itu.

"Yauda bagus dong biar kamu gak galau."

Keduanya tertawa. Namun Shani mengeluarkan tawa yang berbeda dengan Becca. Tentu ada rasa yang membuatnya tidak lepas.

"Yaudah Shan. Thanks yaa. Udah duly bye.."

"Iyaa, bye Becca.."

Tap

Setelah meletakkan ponselnya di atas nakas, Shani kembali berbaring menatap langit-langit kamarnya. Tentu dengan tatapan kosong dan pikiran yang rumit.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang