Shani Jomblo Sehari

2K 150 29
                                    

"Eengghh.. siapa sih pagi-pagi nelfoon." Gumam Shani masih dalam posisi tidurnya.

Incoming video call from Kak Viny

Shani yang sulit mencoba membuka mata tertutupnya pun otomatis terbuka lebar ketika melihat nama Viny di layar ponselnya.

"Tumben udah bangun." Batinnya.

"Haai cantik!" Sapa Viny antusias. Bahkan seperti tidak ada lagi rasa kantuk jika dilihat dari ekspresi Viny.

Shani tersenyum kecil dan membalas Viny dengan suara seraknya, "Hmm.. hai.."

"Bangun tidur aja cantik pacar aku. Melek dong melek."

"Hmm..Kakak tumben udah bangun."

"Iya doong. Biar pernah bangunin Canii."

"Udah subuhan belum?"

"Udah kok. Kamu sana. Udah jam 5 nih."

"Hmm.. yaudah udah dulu ya. Oh iya aku lupa bilang, hari ini aku ke Jawapos sama Kak Beby."

"Iya aku udah liat jadwal kamu kok kemarin. Sendiri gapapa ya? Aku ngantor."

Lihat! Kapten yang baik bukan?
Ah, maksudnya pacar yang baik bagi Shani, yang mengerti semua jadwal Shani tanpa Shani bilang.

"Iya kakak. Deket juga. Yaudah udah yaa. Daah!"

"Dah sayang! Have a great day!"

Bukan Shani namanya jika menunda-nunda apa yang harus dikerjakan sesuai kewajibannya. Memangnya Viny? Selalu mengulur-ulur waktu sampai Shani emosi. Bahkan hari ini bangun pagi pun entah kerasukan setan apa. Karena biasanya Shani lah yang bertugas membangunkan kakaknya itu.

•••

"Hai, Vin!"

"Eh, hai." Balas Viny dengan fake smile-nya.

Bagaimana bisa? Viny yang dikenal dengan senyum manisnya dan selalu memikat tapi kali ini hanya menunjukkan senyum palsunya? Jawabannya adalah Erzo.

Iya. Erzo yang baru saja menyapa Viny dan menghampiri meja kerjanya. Padahal Viny sedang sangat tidak mood berhadapan dengan orang itu. Tapi mau bagaimana lagi? Semua harus dia lakukan dengan profesionalitas-nya.

"Gimana hari ini? Baik?"

"Hmm awas aja lo dateng kalo cuma mau nanyain Shani. Modus." Gerutu Viny dalam hati.

"Ah, baik kok baik." Lagi-lagi dia menunjukkan senyum palsunya kemudian kembali berkutat pada laptopnya.

"Keliatannya kusut banget. Tapi, semoga gapapa yaa."

Viny hanya mengangguk tersenyum.

"Iyalah kusut kan ada elo." Batin Viny lagi.

"Eh iya, pulang kerja main ke rumah Shani yuk! Kan kita bertiga udah saling kenal nih, jadi biar gue gak berdua aja. Malu sama papanya."

Bisa-bisanya Erzo mengajak Viny untuk menemaninya ke rumah Shani, yang saat ini adalah pacar Viny. Akan jadi apa Viny jika itu benar-benar terjadi? Mungkin hatinya benar-benar akan terbakar.

"Ee.. sorry ya, Zo. Abis ngantor gue ada latihan. Shani juga..
Oh iya, gue ingetin nih ya, mending lo jangan deket-deket dan jalan sama Shani lagi deh." Ujar Viny dengan panggilan 'Lo-Gue'-nya.

Mengingat sudah lama mereka terikat kerjasama di kantor dan bidang yang sama, kini mereka sudah sangat akrab satu sama lain. Bukan hanya Erzo dan Viny, melainkan semua teman kerja seumurannya. Untuk itu mereka telah mengubah panggilan agar lebih akrab didengar. Namun di belakang atau di luar pekerjaan, Viny tetap menganggap Erzo sebagai 'rival'.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang