Baiklah

1.7K 149 60
                                    

Malam ini Viny dan beberapa teman segenerasinya kembali melakukan group call. Karena memang rasa bosan dan keinginan untuk berkumpul sudah menghantui, akhirnya mereka melakukan komunikasi jarak jauh untuk mengobati rasa rindunya.

Berbagai candaan terus mereka lontarkan. Apalagi ada Saktia dan Rachel yang selalu membuat suasane menjadi ramai. Hingga akhirnya sampai pada topik yang agak serius bagi Viny.

"Eh Kak lo gak cemburu si Beby bikin story WA lagi vc sama Shani. Udah 2x deh kayanya." Ujar Rachel tiba-tiba setelah kehabisan topik.

"Eh iya tau. Mana lagi senyum-senyum gitu merekanya." Timpal Nadila semakin membuat Viny panas.

"Gatau gue. Jarang liat status orang."

"Hayoloh, Vin! Dulu gue juga ditikung Beby. Ati-ati aje lo." Kali ini Saktia semakin memanasi Viny. Padahal dialah yang menjadi orang ketiga diantara Bbey dan Shania dulu.

"Yee bukannya lo yang jadi PHO-nya BebNju? Ngarang cerita sukanya.. Udeh Vin jangan dengerin tuh padaan. Beby mana mungkin rebut cewe se-gengnya sendiri." Ujar Lidya membela Viny.
Pasalnya ketika di Team KIII, Viny, Beby, Lidya, dan Desy memang dekat. Mereka dikenal sebagai geng pengacau. Walaupun Viny tidak separah ketiganya.

"Jih mainnya geng-gengan sekarang."

"Kan emang gitu kalo di KIII. Lo sih kelamaan di J."

Kini Lidya dan Saktia malah beradu mulut, yang tentu membuat Viny semakin pusing karena menyangkut Shani dan Beby.

"Eh udah elah malah berantem sih. Makin pusing nih guee. Gue udahan dulu deh ngantuk. Byee!"

Viny mengakhiri sambungan tersebut, meninggalkan keempat temannya yang entah masih melanjutkan adu mulutnya atau tidak.

Dia menutup laptopnya, kemudian beralih ke ponselnya untuk memastikan apa yang sudah dikatakan oleh Rachel dan Nadila tadi. Dan benar saja, Beby memang membuat status screenshot yang menunjukkan dirinya sedang melakukan video call dengan Shani-nya itu 7 jam yang lalu.

"Maksud lo apa sih, Beb?" Monolog Viny lalu menutup aplikasi Whatsapp.

Entah kenapa hatinya memanas. Benar-benar sakit melihat pemandangan itu. Dia berusaha berpikir positif tentang Beby. Tapi pikirannya selalu ke arah lain.

Tiba-tiba dia teringat bagaimana Beby pernah mendekati Shani. Dia tahu, itu hanya akal-akalan Beby agar dirinya cemburu. Tapo perasannya saat ini semakin tidak karuan.

"Apa gue chat Shani ya? Ah tapi ini udah jam dua pagi. Pasti Shani udah tidur."

Akhirnya Viny memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya mengingat matanya sudah sangat berat. Mungkin besok dia akan ke rumah Shani. Sejujurnya Viny sangat merindukan kekasihnya itu. Tapi dia terlalu takut jika akan mengganggu Shani. Karena dia tahu, Shani pasti butuh untuk sendiri dan menenangkan dirinya.

Kekasih?

Apa masih pantas Viny menyebut Shani sebagai kekasih? Karena berhari-hari mereka tidak saling memberi dan menanyakan kabar.

•••

"Eh, Viny. Masuk aja. Shani ada di kamar tuh daritadi ketawa-ketawa gajelas vc sama temennya." Ujar Henri, kakak Shani, yang memang sedang berkunjung ke Jakarta.

"Vc sama siapa sore-sore gini?" Batin Viny.

"Yaudah aku ke atas yaa."

Viny bergegas menaiki tangga untuk menuju kamar Shani. Pintunya tidak tertutup. Jadi dia bisa mendengar sedikit tawa Shani entah sedang berbicara dengan siapa.

Detik Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang