DUAPULUHLIMA

15.5K 964 19
                                    

Assalamualaikum pren.

Happy reading.
Semoga suka.
___________

"Lakukanlah selagi itu membuat mu bahagia."

-Andre prastama Aditya.

************

Untuk pertama kalinya Abila membuka kelopak matanya yang seberat satu ton itu. Ia melihat wajah damai suaminya, dengan tangan yang melingkar di pinggang ramping nya. Ia melirik jam weker yang berada di nakas dekat dengan kasurnya, kini sudah jam empat dini hari, entah setan apa yang merasuki Abila, hingga ia bisa bangun jam empat pagi.

Tanpa rasa ikhlas, Abila tepiskan selimut tebal milik Gus Azlan.

"Bangun. Udah jam empat pagi" kata Abila, dia menggoyangkan lengan Gus Azlan.

"Iya."kata Gus Azlan dengan suara khas bangun tidur.

"Aku duluan mandinya."kata Abila kemudian bangkit dan berjalan tertatih menuju kamar mandi. Tak lupa membawa handuk dan juga baju ganti. Ketika sampai disana, matanya masih setengah tertutup. Untung Abila sudah kenal ruangan itu, jadi ga bakal ada adegan kejedot pintu.

Terbayang rasa dingin menyengat, saat air mengguyur kulit tubuhnya. Tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk melaksanakan ritual mandi nya.

Setelah setengah abad lamanya Abila selesai juga melaksanakan ritual mandinya. Ia pun segera keluar dari kamar mandi.

"Sana mandi, abis itu ke masjid."perintah Abila, Gus Azlan pun bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan handuk yang sudah ia pegang.

"Si Antarctica pake baju apa ya hari ini." Abila membuka lemari pakaian Gus Azlan, pakaian yang tertata rapih dengan tilepan panjang kali lebar yang sama. Memberikan kesan sangat rapih di dalam lemari itu.

"Seddeh. Rapi bener ni pakean." Kata Abila takjub.

"Koko putih sama sarung item cocok kali ye." Abila mengambil koko putih dan sarung hitam untuk Gus Azlan.

Ia meletakkan koko dan sarung nya di atas kasur. "ANTARCTICAAA, PAKEANNYA UDAH AKU TARO DI ATAS KASUR YAAA!!"Teriak Abila.

"IYA AY."

Abila pun keluar dari kamar Gus Azlan, ia bergegas untuk membantu umi Maryam yang tengah memasak.

Syaqila yang tengah asik menonton televisi, menoleh ketika abila menuruni tangga. Ekspresinya heran luar biasa, seakan tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat saat ini.

"Qil. Morning morning kok udah ada di sini?."tanya Abila bingung.

"Gue nungguin Aiza, dia lagi ngambil kitab di kamar nya."jawab Syaqila, dengan wajah masih tak percaya bahwa seorang Abila lafatunnisa sudah bangun jam empat pagi.

"Kenapa lo liatin gue kek gitu?."tanya Abila.

"Ga biasanya bangun pagi. Ini sih harus mendapatkan apresiasi, fiks nanti malem harus bikin tumpeng."Jawab Syaqila.

"Serah lo deh. Gue mau ketemu umi dulu bay." Abila segera melesat menuju dapur.

***

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang