EMPATPULUHTUJUH

9.6K 808 49
                                    

Assalamualaikum!.

Hay hay hay.

"Bukan hubungan namanya kalo gak ada perdebatan antara kedua belah pihak."

-Jefniandra Syahbian.

*******************

"Oh. Jadi, kamu itu tadi, turun di supermarket?"tanya Nazwa.

Abila mengangguk sembari meminum teh hangat, "Nah iya. Abis itu gue ketemu laki gue, dia sama cewe lain."

Nazwa mengeryitkan alisnya. "Laki?, maks--"

"Eee, maksudnya. Ketemu sepupu cowo gue sama cewe lain. Mmm, gue itu deket banget sama sepupu gue,"sarkas Abila berbohong.

"Ih, parah sih. Sakit banget itu,"kata Nazwa.

Abila tersenyum paksa. "Nah, gue mau negur tapi gimana, dia lagi sama cewe lain kan?."

Terdengar Nazwa bergumam. "Parah sih, aku juga mau curhat nih ke kamu."

"Curhat apa nih?. Gue ga bisa kasih masukan kalo soal suka atau menyukai seseorang."tanya Abila

"Tau Yuda kan?,"tanya Nazwa.

Abila mengangguk, "Yuda mah bapak nya si Tegar."

Nazwa menghela napas. "Yuda anak voli. Masa kamu ga tau sih,"

Abila menggelengkan kepalanya."Kenapa emang nya?"tanya Abila.

"Aku teh suka ke dia, ih. Tapi, aku teh malu mau ngungkapin nya."jawab Nazwa

"Biasanya juga malu-maluin."ledek Abila

"Ga ya. Enak aja,"kata Nazwa tak terima.

"Yaudah, lu deketin aja. Lagi pula masih single kan?"tanya Abila.

"Masalahnya, Ayu juga suka sama dia."Nazwa memberi tahu

"Njir kasian friendzone."sahut Abila

Nazwa mengusap-usap dadanya. "Friendzone sakit juga ya,"

"Oh iya tadi tim kita menang gak?"tanya Abila mengalihkan pembicaraan. Karena ia tau, Nazwa itu mudah sekali menangis, jadi ia tidak membahas masalah friendzone itu lagi.

Nazwa menunduk. "Maaf Bil,"kata Nazwa lirih.

Abila mengelus-ngelus pundak Nazwa. "It's oke. Gapapa,"

"Tim kita menang!."seru Nazwa sembari memeluk Abila.

"Alhamdulillah. Awss, shhh. Naz, ini kaki sama bagian perut gue masih sakit nih."ringis Abila

Nazwa reflek melepas pelukannya, "maaf. Abis nya, seneng banget aku."kata Nazwa cengengesan

Abila mencibir, "Sakit nih."

"Maaf-maaf," Nazwa mengusap kaki Abila.

***

Keesokan harinya. Abila dan Nazwa menuruni tangga. Dengan tertatih-tatih Abila berjalan, di bantu Nazwa yang setia memapahnya.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang