LIMAPULUH

10.7K 807 86
                                    

Assalamualaikum temannnnnn

"Mencintai seseorang tanpa adanya komunikasi is another level of pain"

-Rayendra Gunadhya.

***********

Gus Azlan menepuk-nepuk pipi Abila, ia berusaha membangunkan nya. "Khum,"

"Enghh..."

"Bangun yu, sholat shubuh,"ujar Gus Azlan sembari mengusap keringat di dahi Abila.

"Hm."

"Masih ngantuk?,"tanya Gus Azlan.

Abila mengangguk, ia ngedusel di dada Gus Azlan. "Lima menit lagi ya,"tawar Abila dengan nada bangun tidur.

Kata 'lima menit lagi ya,'bagi Abila berujung lima jam. Atau bahkan lima hari.

"Gak boleh, nunda-nunda. Gak baik,"ujar Gus Azlan.

Abila melepaskan pelukannya, ia masih duduk di pangkuan Gus Azlan sedari tadi. Gus Azlan menyelipkan rambut istrinya itu ke telinga. "Mau aku gendong?,"tawar Gus Azlan.

Abila menggelengkan kepalanya, ia mengalungkan lengan nya di leher Gus Azlan. "Lumpia basah enak kayaknya,"ujar Abila ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gus Azlan.

Gus Azlan menghela napas. "Lumpia basah mana ada shubuh-shubuh, Khum."sahut Gus Azlan

"Yaudah, beliin tiket ke Nederland."gumam Abila tak jelas, tapi masih terdengar oleh Gus Azlan.

Memang rada ngelunjak anaknya🙏.

"Iya-iya. Nanti ke Nederland, sholat shubuh dulu ya,"bujuk Gus Azlan.

Tok... tok... tok...

"Zlan. Udah sholat shubuh belum?."tanya Kemal dari arah luar kamar Gus Azlan.

"Belum. Bentar,"jawab Gus Azlan.

"Cepetan ya, penting nih."sahut Kemal sedikit berteriak

Benar saja. Abangnya itu sering sekali mengganggu dirinya. "BANGKE, BISA DIEM BENTAR GAK?!."teriak Abila

Ceklek!.

Kemal membuka pintu kamar Gus Azlan, wajah Kemal muncul seutuhnya, "Engga."sahut Kemal, dengan senyum menggoda adiknya.

Abila bangun dari pangkuan suaminya, "Bang. Masih pagi, jangan bikin gue emosi,"keluh Abila.

"Bodo amat."kata Kemal, ia segera berlari meninggalkan kamar Gus Azlan.

Tanpa berpikir panjang Abila berlari mengejar abangnya itu. "Khum, pake jilbab dulu!."kata Gus Azlan sedikit berteriak

Teriakan Gus Azlan menghentikan langkah Abila, ia muter balik ke kamar nya. Dengan terburu-buru, Abila menarik selimut bed cover nya. Ia tutupi mahkota nya itu menggunakan bed cover.

"Bangke tungguin ga lo!."kata Abila sedikit berteriak

Gus Azlan hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ia bisa merasakan gimana rasanya menjadi bunda Zahra, yang setiap hari melihat keributan antara kakak adik yang tidak pernah akur ini.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang