Assalamualaikum cuy
"Pembelajaran itu adalah sebuah perjalanan bukan perlombaan"
*********
Abila terdiam menatap langit-langit kamar. Ia menghela napas. "Setiap ke villa ini, gue jadi kangen nenek,"monolognya sembari menatap sedu kearah langit-langit atap kamar.
Drettt.... drett...
"Ck. Siapa sih?"tanya Abila kesal. Ia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. "Kangen kali mereka ya ama gue."monolognya saat melihat 'panggilan grup' yang tertera disana.
Abila mengangkat nya, dan ia tempelkan ponsel itu di telinganya."Halo apa lagi sih kalian teh, nelpon terus,"tegur Abila dengan nada kesal.
"Nggak Bil. Gabut aja kita,"sahut Ilham. "Lu kan bahan gabut kita,"tambah Rafdan.
"Yang ada kalian jadi bahan gabut dia,"sahut Reygan membela Abila. "Ngakak amat,"kata Abila.
"Eh Bil. Kita mau kedufan dong, gue udah izin ke bonyok,"ujar Tegar. "Aelah diem deh lo,"sahut Abila.
"Ikut Bil. Gue ikut,"kata Syaqila. "Kagak di bolehin, pasti."sahut Abila. "Optimis aja dulu,"kata Andre. "Nggak ah, ogah amat debat mulu."kata Abila
"Ikut Bil, liat si Diego terjun dari bianglala,"sahut Reygan. "Kamu ini tolol apa bego?"tanya Diego.
"Pinter, Alhamdulillah."sahut Reygan. "Salam toleransi bro,"kata Abila. "Yakin Abila lu nggak ikut kita? Nongkrong di dufan loh, kapan lagi?"tanya Andre.
"Betul, kapan lagi nih neng Lafa."sahut Rafdan. "Bacot an--"ucapan Abila terpotong oleh deheman seseorang.
Abila menoleh, terlihat Gus Azlan membawa piring yang berisi buah melon yang sudah terpotong-potong.
Tanpa mengalihkan tatapannya dari Abila, Gus Azlan menutup pintu. Abila hanya cengengesan disana. "Lanjutin aja,"kata Gus Azlan terdengar singkat.
Abila menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia hanya bisa cengengesan, Gus Azlan menghampiri nya, "Cuy udah ya cuy. Gue matiin dulu telponnya, nanti gue telpon lagi, kalo sempet,"tanpa menunggu jawaban dari teman-teman, ia mematikan telepon grup itu.
Gus Azlan duduk di tepi kasur. Ia menatap Abila, "kok nggak di lanjut?"tanya Gus Azlan. "Nggak, males,"sahut Abila.
Lengannya berusaha mengambil melon di piring yang berada di tangan Gus Azlan. Namun sang Suami pun menepuk pelan lengan Abila. "Kotor tangannya,"
Abila mengerucutkan bibirnya, terlihat Gus Azlan memberikan garpu untuk Abila. Lagi-lagi terjadi keheningan disana.
Lima belas detik kemudian, "Emm, aku mau ke dufan sama temen-temen, boleh?"tanya Abila sembari memasukkan sepotong melon kedalam mulutnya.
"Nggak,"larang Gus Azlan singkat. "Ih, nanaonan iyeu, main larang aja,"sahut Abila tak terima.
Nanaonan iyeu = apa-apaan ini
Ia mengunyah melon itu dengan cepat, matanya menatap tajam kearah suaminya. "Apa alasannya main larang-larang aku, hah?"tanya Abila sembari bersedekap dada.
Tampang songong nan tengil itu pun keluar dari Abila. Gus Azlan terus menatap Abila, dan tersenyum tipis disana. "Banyak alasannya,"sembari meletakkan piring berisi melon itu di atas nakas.
"Apa?"tanya Abila. Terdengar Gus Azlan bergumam."Aku bisa aja izinin kamu ke dufan."kata Gus Azlan membuat Abila tersenyum.
"Tapi ke dufan nya aja, buat naik wahananya, tidak boleh,"lanjut Gus Azlan membuat senyum Abila pudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Gus
Short StoryAbila lafatunnisa seorang gadis cantik yang menduduki bangku kelas 12, hobi dia bermain bola dan dia juga suporter Chelsea garis keras. Tingkah nya yang sedikit Astagfirullahalazim ini, membuat siapa pun yang melihat nya bisa mengelus dada, Abila sa...