END

11.4K 445 26
                                    

Assalamu'alaikum cuy

"Jangan pernah berhenti dan menyerah, hanya karena satu episode buruk yang terjadi di hidup kamu, teruslah melangkah, kisahmu belum berakhir karena satu episode buruk itu."

-Abila Lafatunnisa

***

Dua tahun kemudian, Ahza tumbuh menjadi anak yang sangat pintar, ia sudah sedikit lancar berbicara. Ahza, itu nama panggilan kepada Anak pertama dari Gus Azlan dan Abila, anak yang sudah melengkapi kebahagiaan keluarga kecil mereka.

Dua tahun, mereka lewati dengan penuh kebahagian mengurus dan melihat perkembangan Ahza. Namun, kini Gus Azlan harus pergi untuk melanjutkan pendidikan nya.

Terlihat Abila dan Gus Azlan tengah membereskan barang-barang yang akan di bawa Gus Azlan ke Mesir. Abila terduduk di tepi kasur, seraya melipat pakaian suaminya itu.

"Madu, dua tahun cepet banget ya, padahal baru aja kemarin, kita seneng liat Ahza lahir kedunia ini. Denger Ahza pertama kali bilang Abba, liat Ahza bisa balik badan, liat Ahza belajar merangkak, terus liat Ahza belajar jalan. Terus, sekarang, diumur Ahza yang udah dua tahun ini, kamu harus ninggalin Ahza."

Gus Azlan memberhentikan aktivitasnya memasukkan pakaian miliknya itu kedalam koper.

Flashback 1 on !!

"Anak Abba, udah malem masih gulang-guling terus yaa,"Gus Azlan gemes melihat tingkah Ahza yang berusaha untuk membalikkan badannya menjadi tengkurep di atas kasur Gus Azlan dan Abila.

"Udah biarin, mandiri, bisa nggak dia tengkurep sendiri."kata Abila yang sama halnya.

Beberapa detik kemudian, Ahza menangis, dikarenakan ia kesal sebab usahanya untuk tengkurep sia-sia. "Utututu, kesel ya kamu ya,"Gus Azlan membantu Ahza untuk tengkurep

"Lucu banget, mukanya sampe merah gitu,"kata Abila. Tangis Ahza terhenti, dan terlihat ia tersenyum. "Ih, malah senyum. Seneng kamu ya? Seneng,"kata Abila.

Gus Azlan ikut tersenyum. Ia mengecup puncak kepala Ahza yang sudah terlihat rambutnya. "Masya'Allah anak Abba,"

Flashback 1 off !!

Flashback 2 on!!

Ahza terbaring diatas playmat (karpet khusus bayi), ditemani Abila. Terlihat Ahza menangis sembari menggigiti lengan nya yang terkepal.

Terdengar suara pintu terbuka, "Assalamualaikum. Eh, anak Abba kenapa nangis?"tegur Gus Azlan. Tangisan Ahza mereda saat mendengar suara Abbanya.

"Waalaikumus'salam. Ini Abba, aku isengin. Tadi dia mau tengkurep, aku gulingin lagi,"jawab Abila.

Gus Azlan menghampiri mereka, dan terlihat Abila mencium punggung tangan Gus Azlan. Di lanjut ia mendapat kecupan singkat dari Gus Azlan pada dahi, dan kedua pipinya.

"Jahil banget kamu Khum,"kata Gus Azlan. "Abisnya aku kejar-kejar dia terus. Dia udah bisa merangkak kesana kemari, sampe lututnya merah. Tuh, liat."adu Abila.

Gus Azlan melihat kedua lutut Ahza, dan mengusap nya. "Abbabababa,"kata Ahza diselingi tangisan nya. "Eh, ngadu ke Abbanya."kata Abila

"Diisengin Umma, ya? Kesel anak Abba, gara-gara diisengin Umma nya, hm?"tanya Gus Azlan pada Ahza.

"Eum. Aiziyai bababa,"

"Masya'Allah pintar sekali anak Abba,"Gus Azlan menggendong Ahza, ia mencium pipi Ahza. "Masih kecil udah pinter ngadu,"kata Abila.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang