ENAMPULUHDUA

8.4K 586 30
                                    

Assalamualaikum, teman

"Maaf, aku lancang sudah mencintaimu,"

-Tegar Maulana Thabrani.

*********

"Wah, anjer. Golok di taro dimana, ya, ama si kakek?"tanya Ari yang terdengar seperti gumaman. "Pake, gigi lu aja bang,"sahut Abila sembari duduk di meja makan.

Ari berbalik badan"Jancok,"umpat Ari. Abila tertawa, "Lagian lu pake nanya segala lagi, golok bukan nya di taro di gudang ya?"

"Oh iya, yak. Lupa gue,"sahut Ari. "Minta tolong pak satpam aja,"ujar Abila. "Ini mau,"kata Ari, ia segera bergegas menuju pak satpam, yang menjaga gerbang rumah kakeknya itu.

Tanpa Abila sadari, Gus Azlan memang sudah duduk di samping Abila, "Khum?"panggil Gus Azlan.

Abila menoleh, seolah bertanya, "Kamu kok makin cantik aja sih?"tanya Gus Azlan. Abila memalingkan pandangannya, "Diem deh."sahut Abila

"Beneran, Khum"

"Emang dari lahir sih,"sahut Abila. Gus Azlan mengusap kepala Abila yang tertutupi Khimar,

"Sekarang love language gue itu Physical touch, makanya cepet baper,"batin Abila.

Abila menatap Gus Azlan yang juga menatap nya, tatapan suaminya itu sangat tulus sekali. "Aku kayaknya nggak bakal sanggup deh, kalo harus kuliah beda negara sama kamu,"kata Gus Azlan.

"Loh kenapa?"tanya Abila. "Kayaknya, aku bakal ngundurin diri di universitas itu,"sahut Gus Azlan. "Kan, udah di terima. Bukan nya kamu mau ngelanjutin S2?, nggak ah. Kamu harus S2,"

Gus Azlan mengangguk, "Aku bakal S2, tapi nanti. Ketika anak kita sudah lahir,"

"Pas lahir banget, kamu tinggalin gitu?. Kasian banget anak gue,"sahut Abila. "Ya nggak gitu, sayang. Mungkin, umur dua sampai lima tahunan,"

"Aku juga disana, cuman dua sampe tiga tahun aja,"tambah Gus Azlan. Abila mangut-mangut, "Oh. Tapi, awas kamu kepincut cewe mesir,"

Gus Azlan mencubit hidung Abila, "Ngelantur. Aku disana kan niatnya mencari ilmu, bukan mencari istri kedua."

Abila menatap tajam suaminya, "Belum pernah ngerasain tidur di luar ya?"

"Sudah, karena di kasih hukuman sama Abi,"jawab Gus Azlan.

Gus Azlan sedikit mencondongkan badannya, "Assalamualaikum ade. Tuh liat, Umma kamu masa cemburuan,"

"Kayak yang ngga aja, maneh"

Gus Azlan mengusap perut Abila, "Cepet keluar ya dek, nanti kita belajar teori-teori dasar Matematika, kayak aljabar, geometri, statistika, kalkulus, matematika diskrit, terus--" ucapan Gus Azlan terpotong. Karena Abila menempelkan telunjuknya di bibir suaminya itu"Ssshhtt. Nanti anaknya takut tambah dewasa,"lanjut Abila.

"Seger juga nih,"gumam Ari sembari menyedot air kelapa itu, "Astagfirullah!! Gue di sini cuman di jadiin babu?!"tanya Ari kesal. Gus Azlan menoleh, "Iya bang, kenapa? Nggak seneng?"balas Abila.

"Jancok,"umpat Ari, ia berjalan dan duduk di hadapan Abila. Ia menyodorkan segelas air kelapa itu. "Nih, inces"kata Ari.

Mata Abila berbinar-binar, "Makasih Bangriii,"

"Ye,"Ari bangkit ia berjalan menuju kulkas, dan membuka kulkas tersebut, "Rumah gede doang. Kulkas isinya es batu, buah-buahan, sama sayuran doang. Kagak ada cemilan satu pun, heran,"gumam Ari saat melihat isi kulkas di rumah kakeknya itu.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang