Assalamualaikum temannn
"Jika kamu menerima diri kamu sendiri. Maka seluruh dunia akan menerima nya."
****************
Drett... Drett...
"Bentar Umi, Abila angkat telpon dulu."kata Abila, Umi Maryam pun mengangguk. Ia berjalan menuju nakas dan mengambil ponsel miliknya yang sedari tadi mengeluarkan suara nada dering.
Hanya ada deretan nomor asing yang meneleponnya. Abila pun lantas mengangkatnya, "Assalamualaikum."sapa Abila mengawali percakapan
Terdengar suara tertawa remeh di seberang sana. "Abila lafatunnisa kan?,"tanya seorang pria itu
"Woi. Jawab salam gue, lu kafir ya?"Abila berbalik tanya.
Pria itu pun berdecih. "Gausah banyak bacot, lu Abila kan?. Adik dari Kemal Arsyad Pratama,"
"Kenape hah?. Nanya-nanya, nama gue."
"Bil, Uhukk... uhukkk.. to-tolongin gue,"terdengar ringisan seseorang meminta tolong. Dan Abila sangat kenal sekali dengan suara itu.
"Bangke?,"tebak Abila memastikan.
"Lu tau siapa orang yang minta tolong ini?,"pria itu bertanya kembali di lanjut tawa remehnya.
Abila mengepalkan tangan nya, "Maksud lu apa?!. Lu apain abang gue hah?,"tanya Abila sedikit berteriak.
Umi Maryam menghampiri Abila, ia merangkul Abila dan membisikan sesuatu. "Istigfar,"bisik Umi Maryam.
Abila memang sangat kenal sekali dengan suara abang nya itu. Sudah hampir delapan belas tahun ia hidup. Pasti sudah bosan dengan suara Kemal.
"Sutt... anak gadis gak baik teriak-teriak."goda pria itu membuat teman-temannya terkekeh.
"Kalo lu mau abang lu pulang dengan keadaan masih bernapas, lu dateng ke rumah kosong di jalan Santoso perbatasan Bandung-Bogor."lelaki itu menjeda ucapannya
"Tapi kalo lu gak dateng dalam lima jam kedepan, maaf-maaf aja. Nyawa abang lu mungkin sudah gak ada di raganya lagi."
Tanpa aba-aba Abila mematikan hubungan telepon sepihak. Ia melempar ponselnya ke atas kasur, "Bil. Kenapa?,"tanya Umi Maryam.
"Bang Kemal Umi,"ujar Abila. "Kemal kenapa?,"tanya Umi Maryam panik. "Abila gak bisa jelasin itu semua ke Umi, Abila harus susul Bang Kemal."sahut Abila.
Dengan sedikit berlari Abila menuju lemari pakaian nya, ia mengambil celana panjang dan jaket miliknya. Tak lupa kerudung bergo yang simple untuk dirinya. Dengan gerakan cepat ia mengganti pakaiannya di kamar mandi. Abila tidak mengganti kaos oversize nya, hanya saja ia lapisi menggunakan jaket miliknya.
Abila mencium lengan Umi Maryam. "Umi. Abila buru-buru,"pamit Abila. Ia mengambil kembali ponsel miliknya. "Assalamualaikum,"salam Abila ia berlari keluar kamar.
"Waalaikumus'salam."
"Ya Allah selamatkanlah Abila dari marabahaya yang menimpanya, ya Rabb."batin Umi Maryam
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Gus
Short StoryAbila lafatunnisa seorang gadis cantik yang menduduki bangku kelas 12, hobi dia bermain bola dan dia juga suporter Chelsea garis keras. Tingkah nya yang sedikit Astagfirullahalazim ini, membuat siapa pun yang melihat nya bisa mengelus dada, Abila sa...