ENAMPULUHENAM

7.9K 623 53
                                    

Assalamualaikum temannn

"Jadilah seperti bunga, yang tetap memberikan keharuman, walaupun pada tangan yang telah merusaknya,"

-Syaidina Ali bin Abi Thalib

*************

"Ampun Mika,"kata Afif dengan wajah yang masih ditutup menggunakan kedua tangannya. "Meka,"ralat Jefni, dengan bodohnya Jefni pun menutup wajahnya, padahal jelas-jelas ia sering melihat wujud Meka.

"Iya, Meka maksudnya. Kita, nggak ada niatan ghibahin lu,"sahut Afif. "Aduh Meka, cicilan mobil gue belum lunas,"kata Ari.

"Meka, ih, jauh-jauh dong, kamu terlalu pucet buat aku yang berwarna."kata Nerham, ketakutan. Kemal sedari tadi hanya membaca doa makan, itulah akibat mengaji sering bolos, "Meka-meka pergilah janganlah datang lagi, kita ingin bermain, Meka pergilah,"Istiqlal bernyanyi.

"Meka, demi Allah, gue nggak demen ama lu, jangan jadi setan murahan, gue lelang lu sama cabe juga kagak dapet kalo murahan,"kata Rayen.

"Apasih, Meka-Meka. Ini mamah, heh,"sahut Mamah Zelya sembari menepuk-nepuk pundak Rayen. "Ini lagi, Dek. Kok kamu jadi penakut,"lanjut Mamah Zelya menggoyangkan tubuh Jefni. "Lah, oh iya ya, gue kan bisa liat,"gumam Jefni. Ia menjauhkan kedua lengan nya dari wajahnya sendiri.

Dengan perlahan, pjk lain nya memberanikan diri menatap Mamah Zelya. "Ciluk,"kata Mamah Zelya.

"Ba"sahut pjk. Dan benar saja itu Mamah Zelya, dengan baju tidur berwarna putih polos, dan kerudung bergo berwarna putih. Wajahnya memang terlihat pucat, karena tidak di poles menggunakan bedak, yang sering ia pakai.

"Ngapain disini, kenapa nggak pada tidur? Mana berisik lagi,"tanya Mamah Zelya dengan tampang mengintrogasi.

"Udah pernah,"sahut Afif. "Apa itu tidur di malam hari?"tanya Rayen. "Kebiasaan, begadang terus, ya kamu kakak,"kata Mamah Zelya sembari menjewer telinga Rayen, sampai sang empunya meringis.

"Aduh Mah, sakit Mah,"ringis Rayen, Mamah Zelya pun akhirnya melepaskan jeweran itu. "Tante sendiri kenapa belum tidur?, mukanya pucet gitu lagi, kan kita seudzon ama setan jadinya,"tanya Kemal.

"Ya aku kebangun, gara-gara kalian. Kedengeran sampe atas, kalian pada ketawa-ketawa nggak jelas."jawab Mamah Zelya.

"Ngetawain si Afif,"sahut Jefni diiringi kekehan kecil, Rayen tertawa. "Mamah, kalo ada ketawa sih,"

"Udah-udah, jangan begadang terlalu larut malam, udah jam setengah dua belas malam nih,"kata Mamah Zelya, "tanggung sampe saur aja lah,"gumam Rayen.

"Kalo kalian berisik, Mamah kunciin pintu belakangnya,"ancam Mamah Zelya, setelah itu ia pergi meninggalkan pjk yang menatap punggung Mamah Zelya yang perlahan menghilang.

"Bisa lewat pintu depan,"gumam Nerham.

Disisi lain, Abila menatap langit-langit atap yang gelap, hanya ada lampu tidur sebagai penerang nya. Ia tidak bisa tidur, pikiran nya tertuju pada nenek yang ia, Gus Azlan, dan Afif temui saat bernas.

Abila melirik suaminya yang tertidur pulas menghadapnya, dengan lengan kekar yang melingkar di perut Abila. Ia enggan membangunkan Gus Azlan, kasihan, pasti suaminya ini sangat lelah.

Abila kembali menatap langit-langit atap kamar. "Kenapa mirip banget ama almh. Nenek sih,"batin Abila.

Flashback on!!

Gus Azlan memperlambat laju mobilnya, tepat di depan trotoar Gus Azlan memberhentikan mobilnya, saat melihat nenek-nenek yang tengah berjualan kerupuk kulit.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang