TUJUHPULUHENAM

6.8K 474 80
                                    

Assalamualaikum cuy

"Sekencang apapun gue lari buat dapetin lo, kalau lo juga lari buat dapetin yang lain, gue nggak bisa apa-apa,"

-Tegar Dwiwana Arsy

*************

"Bil, bangun. Udah Subuh, tadi aku bangunin buat tahajud kamu nggak bangun,"Aiza terus menggoyangkan tubuh Abila pelan.

Abila memang susah sekali untuk bangun, di tambah semalam ia dan Aiza, bercerita sampai larut malam. "Iya, bentar. Mata gue masih berat,"sahutnya dengan suara serak.

"Bil, ayo. Nanti ketua asrama kesini loh,"

Abila menarik selimut yang tak terlalu tebal, ia menutupi seluruh tubuh hingga wajah, "Duluan aja, nanti gue nyusul,"

"Bener ya. Awas loh nggak nyusul,"sahut Aiza sedikit mengancam. "Iya,"

Aiza segera bangkit, ia pun akhirnya meninggalkan Abila yang tertidur dan membangun mimpi yang indah disana.

Beberapa menit pun telah berlalu, Aiza yang terus melirik kearah jam pun terlihat gelisah. "Bil, udah jam lima lewat lima belas, kamu, lama banget,"batinnya.

"Assalamualaikum, Maaf semuanya, saya telat. Tadi ada something yang harus di selesaikan,"sapa Abila di ambang pintu

Ia sudah mengenakan mukenanya, semua orang yang ada di masjid pun menoleh, "Waalaikumus'salam,"

Terlihat ada Ustadz Fathur, Ustadzah Alifah, dan Gus Aydan juga disana."Eh ada laki gue tuh,"batin Abila, pandangannya tertuju pada Gus Azlan yang turut hadir disana.

"Sudah sholat?"tanya Gus Azlan. Abila menggelengkan kepalanya. "Ini mau Gus,"sahutnya sembari cengengesan.

"Kebiasaan,"batin Gus Azlan. "Bentar Gus, kalo ada hukuman boleh lah, tapi nanti saya sholat dulu,"kata Abila.

Ia berjalan masuk ke dalam masjid, dan menjauh untuk melaksanakan sholat subuh. Ia melaksanakan sholat subuh, beberapa menit kemudian,

"Loh loh. Kok udah selesai? Ih kan saya juga mau ngaji,"tegur Abila ketika melihat para santri keluar dari masjid satu persatu.

Abila bangkit dan menghampiri mereka yang tengah berpamitan.

Gus Azlan menoleh, lengan nya masih di salami oleh santriwan, "Nggak liat tuh jam berapa?"tanya Gus Azlan sembari melirik jam dinding yang menempel di tembok belakang Abila.

Abila menoleh kearah belakang melihat angka yang ada pada jam dinding tersebut "Buset setengah enam"batinnya. "Ya tapi kan,"kata Abila.

"Shttt, siapa suruh telat?"Balas Gus Azlan dengan raut wajah datar. Abila menatap kesal suaminya itu, "Udah takdir,"sahut Abila ketus.

"Ustadz, Ustadzah, Saya duluan, Assalamualaikum."pamit Gus Azlan, "Na'am Gus, Waalaikumus'salam,"sahut Ustadz Fathur, Aydan, dan Ustadzah Alifah berbarengan.

Gus Azlan pun melangkah pergi meninggalkan Masjid. "Aih, awas aja ya maneh ya,"batin Abila.

"Aydan juga, Ustadz, Ustadzah, Assalamualaikum."pamit Aydan. "Na'am Gus, Waalaikumus'salam,"

Gus Aydan pun segera menyusul kakaknya. "Ning, mau bareng saya?"tawar Ustadzah Alifah. Abila mengangguk, dengan wajah yang di tekuk masam, mereka berdua berpamitan kepada Ustadz Fathur.

***

Masih mengenakan mukena Abila membuka pintu kamar milik Gus Azlan. Terlihat Gus Azlan yang membungkukkan badannya di meja kerja, ia sibuk membuka lembaran lembaran kertas, mungkin berisi dokumen.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang